Renungan Harian

Renungan Harian 26 Agustus 2024

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXI, Senin, 26 Agustus 2024

  • Bacaan Pertama: 2 Tesalonika 1:1-5.11b-12

  • Mazmur Tanggapan: Wartakanlah karya Tuhan yang Ajaib di antara segala bangsa.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-2a.2b-3.4-5

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan, Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 23:13-22

Renungan Singkat : HIDUP YANG DAPAT DITELADANI

Kualitas hidup beriman seseorang tidak dapat diukur hanya dari aktivitas keagamaan yang dijalani, tetapi terutama penghayatan iman dalam hidup sehari-hari. Keteladanan iman menjadi sangat penting. Banyak orang begitu bersemangat mengikuti kegiatan keagamaan, tetapi tidak berkobar semangatnya dalam memberikan kesaksian iman. Yesus menghendaki supaya hidup beriman kita tampak secara nyata. Hidup iman kita harus dapat diteladani baik dari pemikiran-pemikiran yang lebih terbuka pada kebenaran, perkataan-perkataan yang membangun dan perbuatan yang baik dan saleh. Iman yang otentik pasti mendorong dan memampukan kita berkontribusi dengan orang-orang sekitar.

Yesus menyebut para Ahli Taurat dan Kaum Farisi sebagai kaum munafik karena mereka sangat bersemangat dalam mengajarkan Kitab Taurat dengan segala hukum-hukumnya, tetapi ternyata mereka sendiri tidak melakukannya. Dengan kata lain seperti disabdakan Yesus hari ini, mereka menutup pintu-pintu di depan semua orang. Mereka sendiri tidak masuk dan mereka merintangi orang untuk masuk (Mat.22:13). Memang mengherankan, mereka yang dipandang sebagai pengajar ajaran agama justru menjadi penghalang banyak orang untuk hidup dengan Tuhan. Cukup ironis, tetapi fakta. Dalam hal ini, kita diingatkan bahwa ternyata status dan profesi tidak menjamin kualitas hidup iman kita. setiap orang perlu terus-menerus mempertobatkan pikiran dan hati supaya hidup sungguh-sungguh benar di hadapan Tuhan.

Mari kita bertanya dalam hati, apakah kehadiran kita sudah membimbing orang mengenal dan mengalami Tuhan secara benar? Ataukah sebaliknya, justru pengajaran dan kesaksian hidup kita menghalangi orang untuk mengenal Dia? Apakah kesaksian hidup keluarga kita sudah menjadi keluarga yang dapat diteladani? Apakah komunitas kita sudah menjadi komunitas yang profetis? Hubungan yang baik dengan Yesus menjadi jaminan kualitas hidup iman kita. Yesus dan Sabda-Nya harus selalu bagian yang tidak terpisahkan dari hidup kita.

Yesus pernah bersabda, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat.5:13-16). Hanya dalam persekutuan dengan Yesus sendiri kita dapat memberikan kesaksian iman bagi banyak orang demi kemuliaan Tuhan. Jangan pernah takut bersaksi karena untuk itu Tuhan telah memanggil kita. Tuhan memberkati. Amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]