Renungan Harian

Renungan Harian 18 April 2025

Bacaan Liturgis – Jumat Agung, 18 April 2025

  • Bacaan Pertama: Kitab Yesaya 52:13 – 53:12

  • Mazmur Tanggapan: Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kuserahkan jiwa-Ku.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 31:2.6.12-13.15-16.17.25

  • Bacaan Kedua: Ibrani 4:14-16; 5:7-9

  • Bait Pengantar Injil: Terpujilah. Kristus sudah taat bagi kita; Ia taat sampai mati, bahkan mati di salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahi-Nya nama diatas segala nama. Terpujilah.

  • Bacaan Injil: Yohanes 18:1 – 19:42

Renungan Singkat : KETAATAN KEPADA KEHENDAK BAPA

Hari ini, kita mengenangkan wafat Tuhan kita Yesus Kristus. Ia adalah Putera Allah yang menebus kita dengan Darah-Nya. Nabi Yesaya telah menubuatkan sengsara yang akan dialami-Nya. “Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia? Begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi? Demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat Dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami” (Yes.52:13-15). Lebih lanjut, dinubuatkan demikian “Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yes.53:2-5).

Peristiwa wafat Yesus Kristus di atas kayu salib yang kita renungkan hari ini adalah ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa. Dia bukan orang yang bersalah, tetapi rela dipersalahkan. Dia bukan orang yang berlaku tidak adil, tetapi rela diadili secara tidak adil oleh pengadilan Yahudi. Dia sering melakukan karya yang mengagumkan di tengah banyak orang seperti menyembuhkan orang sakit, mewartakan kebenaran bahkan membangkitkan orang mati. Kini, Ia dijatuhi hukuman mati. Dia dianggap sebagai orang yang telah melakukan kejahatan paling buruk. Hukuman yang mematikan ditimpakan kepada-Nya. Dia sering memberikan pengampunan orang yang bersalah supaya mereka dibebaskan dari hukuman dan kematian, tetapi kini Ia dipermalukan dan martabat-Nya direndahkan. Ia terhina. Kita dapat merasakan betapa menyedihkannya tuntutan orang banyak ini kepada Yesus untuk disalibkan. Mereka berteriak, “Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!” (Yoh.19:15).

Semua ini terjadi agar rencana keselamatan penebusan Yesus Kristus atas dosa-dosa kita tergenapi secara sempurna. Maka dari atas kayu salib, Yesus menyerahkan murid-Nya kepada ibu-Nya; dan Ibu-Nya kepada murid-Nya. "Ibu, inilah, anakmu!" dan "Inilah ibumu." Akhirnya setelah menanggung kesakitan yang berat dan kehinaan yang besar, Yesus menyerahkan diri kepada Bapa-Nya, Ia berseru, “Sudah selesai." Dan Ia wafat. “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (Yoh.15:13). Terpujilah Yesus Kristus yang wafat di Kayu salib. Daripada-Nyalah kita mengalami keselamatan abadi. Tuhan memberkati. Amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]