Renungan Harian

Renungan Harian 25 Juli 2024

Bacaan Liturgis – Pesta Santo Yakobus, Rasul, Kamis, 25 Juli 2024

  • Bacaan Pertama: 2 Korintus 4:7-15

  • Mazmur Tanggapan: Yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan bersorak-sorai.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 20:20-28

Renungan Singkat : MELAYANI BERSAMA YESUS

Hari ini, kita merayakan Pesta Santo Yakobus, Rasul. Setiap kali merayakan hidup para Rasul kita diingatkan akan keagungan iman mereka yang dihayati dalam hidup lewat karya pelayanan. Mereka mendedikasikan seluruh pikiran dan hati untuk mewartakan Injil kepada banyak orang. Tujuannya, supaya banyak jiwa diselamatkan dalam nama Yesus Kristus. Memang banyak rintangan. Kita dari sejarah perkembangan Gereja dari abad ke abad, tidak sedikit para pengikut Yesus Kristus terutama di zaman para Rasul yang mengalami penangkapan, penganiayaan dalam berbagai bentuknya. Tetapi tidak sedikitpun mereka gentar. Iman mereka sangat teguh. Bagi mereka, tugas utamanya ialah mewartakan ajaran kasih Yesus Kristus kepada banyak orang terutama yang lemah dan tersingkir. Mereka sungguh-sungguh dikobarkan oleh Sabda Yesus yang kita dengarkan hari ini. Yesus bersabda, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu, sama seperti Anak Manusia. Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat.20:26-28).

Kita sebagai anggota Gereja dipanggil untuk melayani seperti Yesus melakukan-Nya. Mari kita selalu ingat bahwa salah satu tugas Gereja adalah diakonia atau pelayanan. Secara sederhana, pelayanan berarti ikut serta dalam melaksanakan karya karitatif atau cinta kasih, melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani, khususnya kepada mereka yang miskin, telantar dan tersingkir. Melalui bidang karya ini, umat beriman menyadari akan tanggungjawab pribadi mereka akan kesejahteraan sesamanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya kerjasama dalam kasih, keterbukaan yang penuh empati, partisipasi dan keiklasan hati untuk berbagi satu sama lain demi kepentingan seluruh jemaat (bdk. Kis 4:32-35). Semua ini harus dijiwai iman yang mendalam akan Yesus Kristus sendiri. Iman itu harus menjadi dasar bagi kita untuk bertekun dalam karya pelayanan.

Karya pelayanan memang di satu sisi adalah rahmat bagi kita. Pada saat yang sama, kita juga perlu selalu menyadari akan kerapuhan hati. Kita mudah jatuh dalam godaan yang menarik kita dari semangat pelayanan. Godaan itu adalah kesombongan. Orang sombong tidak akan mampu melayani seperti Yesus. Manusia mudah terjatuh akibat dosa kesombongan. Ketika kita memiliki keinginan untuk melayani kita mesti berdoa memohon dengan rendah hati supaya kita mampu mengalahkan kesombongan dalam hati. Kita melayani bukan untuk diri sendiri tetapi demi kemuliaan Tuhan semata. Kita melayani bukan untuk membesarkan nama pribadi kita tetapi mengagungkan nama Tuhan. Keberhasilan kita dalam pelayanan adalah bersama Tuhan; kegagalan kita dalam pelayanan adalah pelayanan bersama Tuhan.

Akhirnya, mari kita tetap tekun melayani bersama Yesus Kristus. Ingat selalu nasihat Santo Paulus ini. Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami (2 Kor.4:7-8). Tuhan memberkati.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]