Bulan Keluarga 2025

Alamku Imanku

Masa Adven 2025

Kapel Adorasi

Santa Teresia Benedikta dari Salib

06.30 WIB - 22.00 WIB

Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Pendampingan Romo Moderator

Tahun 2025

Silahkan Klik Lebih Lanjut

Jadwal Petugas Tata Tertib 2025

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Sabtu 13 Desember 2025

Bacaan Liturgis – PW Santa Lusia, Perawan dan Martir, Sabtu, 13 Desember 2025

  • Bacaan Pertama: Kitab Putra Sirakh 48:1-4.9-11

  • Mazmur Tanggapan: Ya Allah, pulihkanlah kami. Buatlah wajah-Mu bersinar, maka selamat-lah kami.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 17:10-13

Renungan Singkat : Semangat yang Tak Pernah Mati

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, seorang pribadi atau tokoh dikagumi karena perihidupnya yang patut diteladani. Sekalipun ia telah lama meninggal, namun semangatnya selalu ada dalam ingatan orang-orang yang mengenal dan mencintainya.

Seorang tokoh panutan dalam masyarakat misalnya, bisa saja sudah lama meninggal dunia. Ia sudah lama mati dan dikubur di bawah bumi, namun semangatnya tidak pernah mati. Semangatnya selalu hidup dalam ingatan hati mereka yang mengenal dan mencintainya.

Hari ini kita diajak untuk mengenang tokoh-tokoh Kitab Suci yang lama telah mati. Namun, semangat mereka terus membumi, dikenang, dikagumi dan dihidupi oleh mereka yang mencintainya dan karena percaya kepada Allah yang mengutusnya.

Dari bacaan pertama kita diingatkan akan tokoh Nabi Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead. “Dahulu kala tampillah Nabi Elia bagaikan api. Perkataannya membakar bagaikan obor,” kata Kitab Putra Sirakh mengenang sang nabi terkenal pada zamannya (Sir 48:1). Luar biasa memang sang nabi ini, sampai ucapan yang keluar dari mulutnya, yang punya pengaruh besar digambarkan atau disejajarkan dengan api yang membakar, yang mengobarkan semangat, yang memurnikan hati orang beriman, dan bahkan yang bisa mengunci langit (ay. 3) sehingga hujan tidak turun di bumi bertahun-tahun. Rasul Yakobus menyebut hujan tidak turun selama tiga tahun dan enam bulan (Yak 5:17).

Oleh karena itu, Nabi Elia dipuji karena mukjizat yang dilakukannya. Kata sang bijak, “Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda berapi” (Sir 48:4.9). Dalam kereta dengan kuda berapi tersebut, ia diangkat ke mana? Ia diangkat atau tepatnya “naiklah Elia ke surga dalam angin badai” (2Raj 2:11).

Sang bijak juga mencatat tentang hidup sang nabi yang naik ke surga dalam angin badai atau olak angin ini, “Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub” (ay. 10).

Semangat Nabi Elia tersebut selalu dikenang, bahkan hidup dalam semangat Yohanes Pembaptis sebagaimana dikatakan oleh Malaikat Tuhan ketika ia menampakkan diri kepada Zakharia yang sedang berada di mezbah pembakaran ukupan, “Janganlah takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes… Ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya” (Luk 1:13-17).

Malaikat Tuhan sudah mengatakan jauh sebelum kelahiran Yohanes Pembaptis bahwa roh dan kuasa Elia akan ada padanya sehingga apa yang dilakukan oleh Nabi Elia, yakni untuk mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub, juga dilakukan oleh Yohanes Pembaptis (Luk 1:16-17).

Para saudara, atas kenyataan tersebut benarlah apa yang dikatakan Yesus dalam Injil, menjawab pertanyaan para murid-Nya, “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu. Dan aku berkata kepadamu, Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka” (Mat 17:11-12). Atas jawaban Yesus itu, penginjil mencatat apa yang dimengerti oleh para murid berdasarkan jawaban Sang Guru, “Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis” (ay. 13).

Yohanes Pembaptis adalah “Elia” yang harus datang (Katekismus Gereja Katolik, No. 718). Ia adalah Elia baru yang telah datang namun orang tidak mengenal dia bahkan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Namun, yang datang bukan orangnya, karena ia telah naik ke surga dalam olak angin, tetapi semangatnya. Semangat Elia telah datang dan hidup dalam diri Yohanes Pembaptis, yakni semangat membarui hati umat secara individu maupun dalam relasi antaranggota keluarga.

Yohanes Pembaptis yang telah menghidupi semangat Nabi Elia ini diperlakukan secara keji dan tak manusiawi, yakni dibunuh, dengan dipenggal lehernya (lih. Mat 14:1-12; Mrk 6:14-29; Luk 9:7-9). Namun demikian, berbahagialah dia yang meninggal dalam kasih (Sir 48:11).

Saudara-saudari, Yesus telah datang untuk menghidupkan semangat Nabi Elia dan Yohanes Pembaptis. Maka Ia, sebagai Anak Manusia, juga akan diperlakukan serupa dengan Yohanes Pembaptis, dibunuh dengan keji dan tidak manusiawi. Akan tetapi, Ia pun meninggal dalam kasih akan Allah yang mengutus-Nya dan kasih akan umat manusia yang berdosa, yang harus ditebus dengan darah-Nya agar mereka beroleh selamat.

Mari kita hayati dan wartakan semangat yang tak pernah mati, yang mengalir dari dalam diri Nabi Elia, Yohanes Pembaptis, Santa Lusia yang kita peringati hari ini dan Yesus, Sang Anak Manusia.

[RP Agustinus Ari Pawarto, O.Carm]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Merayakan Pertobatan" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm