Bulan Keluarga 2025

Alamku Imanku

Masa Adven 2025

Kapel Adorasi

Santa Teresia Benedikta dari Salib

06.30 WIB - 22.00 WIB

Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Pendampingan Romo Moderator

Tahun 2025

Silahkan Klik Lebih Lanjut

Jadwal Petugas Tata Tertib 2025

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Rabu 17 Desember 2025

Bacaan Liturgis – Pekan Khusus Adven, Rabu, 17 Desember 2025

  • Bacaan Pertama: Kitab Kejadian 49:2.8-10

  • Mazmur Tanggapan: Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya, dan damai sejahtera berlimpah sampai selama-lamanya.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 72:1-2.3-4ab.7-8.17

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. O Tuhan Yang Maha Bijaksana, semuanya Kauatur dengan lembut dan perkasa; datanglah dan bimbinglah langkah kami. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 1:1-17

Renungan Singkat :

Perjalanan Iman dalam Sejarah yang Panjang

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, sesudah tanggal 16 Desember atau tepatnya mulai dari tanggal 17 Desember, perjalanan Adven memasuki apa yang disebut Pekan Khusus Adven. Pekan Khusus Adven ini merupakan hari-hari persiapan untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat dunia.

Hari ini kita mengawali Pekan Khusus Adven. Bacaan-bacaan Kitab Suci dipilih secara khusus untuk mengantar umat Allah dalam mengarahkan hati dan budi serta seluruh diri ke peristiwa mahapenting, yakni kelahiran Yesus Kristus.

Kelahiran Yesus Kristus terjadi dalam sejarah umat manusia, yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang dan melibatkan banyak tokoh leluhur nenek moyang orangtua tertentu. Hal ini dirangkum dalam “silsilah Yesus Kristus” yang ditulis oleh penginjil Matius dan disajikan dalam bacaan Injil hari ini. “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham,” demikian Matius membuka Injilnya (Mat 1:1).

Saudara-saudari, silsilah ini menempatkan Yesus dalam tradisi Yahudi. Yesus adalah anak Abraham dan Daud maupun kelanjutannya dari garis keturunan Daud sesudah pembuangan tahun 587 SM. Itulah sebabnya, ketika Malaikat Gabriel diutus Allah untuk menyampaikan kabar gembira kepada Maria, malaikat itu menjelaskan tentang Yesus, nama yang hendaknya diberikan kepada Anak yang akan dikandung dan dilahirkan oleh Maria (Luk 1:31) bahwa Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan (Luk 1:32b-33).

Sudah sebelum Yesus dikandung telah dikatakan oleh Malaikat Gabriel bahwa Yesus akan menjadi Raja dan akan diurapi atau sebagai yang terurapi bukan hanya oleh seorang nabi, tetapi Ia akan diurapi oleh Roh Kudus sendiri dan sebagai Raja semesta alam, Ia diangkat oleh Allah, Ia akan menaklukkan segala bangsa; juga segala sesuatu akan Ia taklukkan.

Rasul Paulus mencatat hal ini sebagai berikut, “Karena kewargaan kita adalah di dalam surga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang fana ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada Diri-Nya” (Flp 3:20-21).

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, sebelum Yesus yang disebut Kristus dikandung dan dilahirkan oleh Perawan Maria (Mat 1:16), telah terbentang sejarah panjang, yang disimpulkan oleh Matius pada ayat berikutnya, “Jadi, seluruhnya ada empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus” (ay. 17).

Kesimpulan Matius menegaskan bahwa “dari Abraham …. sampai Kristus” menunjukkan: Pertama, durasi waktu yang panjang dan lama, bagaimana Allah mempersiapkan umat-Nya untuk mengalami sejarah keselamatan-Nya, yang terpenuhi dalam Diri Yesus Putra-Nya. Dia adalah Allah yang menyejarah. Dia adalah Allah yang menjadi manusia dan manusia yang sungguh-sungguh Tuhan dan Allah (bdk. Yoh 20:28).

Kedua, pada nama-nama yang disebutkan dalam silsilah Yesus Kristus itulah Allah membangun sejarah keselamatan. Dari nama-nama tersebut, tidak semua nama adalah orang hebat, suci, saleh dan benar. Ada dari antara mereka yang merupakan orang-orang berdosa, meskipun pada akhirnya Yesus dilahirkan dari Santa Perawan Maria Yang Tak Bernoda. Bahkan sejak awal hidupnya ia telah dibebaskan dari noda dosa. Hal ini berarti bahwa semua orang, juga yang berdosa, masuk dalam sejarah keselamatan dan diundang untuk mengalami keselamatan yang dari Allah.

Sekalipun berdosa, mereka, juga kita, diundang untuk mengalami keselamatan yang dari Allah itu. Dan, bagi kita yang hidup di zaman Perjanjian Baru, mengalami keselamatan yang dari Allah secara nyata dalam Diri Yesus Putra-Nya, yang lahir dari Perawan Maria, yang secara historis, liturgis dan sakramental akan kita rayakan pada hari raya Natal mendatang merupakan sebuah peristiwa iman.

Ketiga, kita tidak termasuk dalam garis keturunan menurut daging, “dari Abraham …. sampai Kristus”, dan karena itu tidak masuk dalam kesatuan darah dan daging para leluhur. Namun demikian, berkat iman akan Yesus yang disebut Kristus itu, Yesus memberikan kemungkinan lain. Yakni, dengan memberikan darah dan daging-Nya sendiri kepada kita yang percaya kepada-Nya sehingga kita menjadi satu dengan Dia, menjadi sedarah dan sedaging dengan-Nya. Ia sendiri berkata, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yoh 6:56). “Sebab,” tegas Yesus, “daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman” (ay. 55).

Dengan demikian, saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, berkat iman akan Yesus dan hidup sakramental, melalui Ekaristi, kita telah masuk dalam sejarah panjang Allah menyelamatkan kita, umat-Nya, dalam dan karena Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Mari kita hayati perjalanan iman kita dalam sejarah yang panjang, yang berujung pada “hidup yang kekal” (Yoh 6:54). Maka, “O Tuhan Yang Maha Bijaksana …, datanglah dan bimbinglah langkah kami” (Bait Pengantar Injil) dalam menempuh perjalanan iman dalam sejarah yang panjang.

[RP Agustinus Ari Pawarto, O.Carm]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Merayakan Pertobatan" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm