Selamat Jalan Paus Fransiskus

17 Desember 1936 - 21 April 2025

Info Terkini

Kapel Adorasi

Santa Teresia Benedikta dari Salib

06.30 WIB - 22.00 WIB

Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya (Tutup Sementara 17-20 April)

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Pendampingan Romo Moderator

Tahun 2025

Silahkan Klik Lebih Lanjut

Jadwal Petugas Tata Tertib 2025

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Sabtu 26 April 2025

Bacaan Liturgis – Oktaf Paskah, Sabtu, 26 April 2025

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 4:13-21

  • Mazmur Tanggapan: Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 118:1.14-15.16a.18.19-21

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorai-sorai dan bersukacita karenanya. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Markus 16:9-15

Renungan Singkat : DIUTUS MENJADI SAKSI

Peristiwa Paskah, kebangkitan Yesus Kristus dari alam maut mengubah hidup para murid. Hal itu terjadi karena Ia sendiri menampakkan diri-Nya kepada mereka. Ia menampakkan diri kepada Maria Magdalena; kepada dua orang yang sedang dalam perjalanan ke luar kota dan kepada kesebelas murid. Setelah menampakkan diri kepada para murid, Yesus Kristus memberikan satu wejangan yaitu "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk.16:15). Pengalaman dan perutusan menjadi saksi adalah dua hal yang saling melengkapi dalam hidup beriman. Seperti para murid, Yesus Kristus juga menghendaki supaya kita sungguh-sungguh mengalami Dia yang bangkit dan memberikan diri menjadi saksi-Nya. Sesungguhnya, setiap kali kita merayakan Ekaristi Kudus, itu menjadi pengalaman paling berharga dalam hidup kita, merasakan dan memandang Tuhan yang hadir. Ia mempersembahkan diri sebagai kurban tebusan bagi kita semua. Dan pada akhir misa, imam selalu menyebut, “Perayaan ekaristi sudah selesai, marilah pergi, kita diutus.” Kalimat perutusan ini memiliki pesan yang sangat mendalam bagi kita. Setelah mengalami Tuhan, kita hendaknya pergi memberikan kesaksian akan Tuhan yang sungguh mengasihi kita dengan sikap hidup Kristiani yang baik dan saleh. Dengan demikian, kesaksian itu menjadi keseharian. Seluruh keberadaan kita menjadi undangan untuk menunjukkan iman akan Yesus Kristus. Dalam hal ini, betapa menyedihkan bila ada seorang umat Gereja Katolik hidupnya tidak dapat diteladani; hidupnya tidak menunjukkan cinta kasih.

Berkaitan dengan kesaksian iman, kita hendaknya mengetahui dengan baik dan rendah hati, bahwa tidak semua orang yang mendengar pewartaan kita, dapat menerima dan percaya. Maka menjadi seorang utusan bukan karena kita mampu secara intelektual, tetapi pertama-tama karena percaya pada kuasa Roh Kudus, Roh Yesus Kristus sendiri. Namun walaupun pewartaan kita belum didengarkan, kita hendaknya tetap setia hidup dalam iman akan Yesus Kristus. Yang penting kita telah menaburkan benih-benih iman kepada mereka; biarlah kelak karena rahmat Tuhan, mereka terus bertumbuh dalam iman akan Dia. Ingat! Bahwa Yesus Kristus mengutus kita untuk mewartakan Injil kepada segala mahluk. Injil yang dimaksud tentunya ialah pengajaran Yesus Kristus terutama sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya dari alam maut. Kita diutus untuk menjadi saksi kepada segala mahluk. Tidak terkecuali. Ini suatu perintah yang membutuhkan kedewasaan iman. Dibutuhkan kemampuan untuk memberikan pertanggungjawaban iman kepada mereka yang membutuhkan jawaban dan peneguhan. Dunia ini menjadi ladang pewartaan iman yang luas bagi kita. Kita diutus untuk menaburkan benih iman di sana, agar nantinya bertumbuh orang-orang beriman. Suatu kali dalam pertemuan dengan para Katekis, Paus Fransiskus berkata, “Sejak zaman dulu, Gereja menarik hati banyak orang bukan karena bangunan-Nya, tetapi karena belas kasih Tuhan yang memancar dari sana.” Beliau menunjukkan bahwa hal esensial dalam kesaksian iman itu adalah hidup yang telah dibarui. Hidup yang memancarkan belas kasih Tuhan.

"Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah; taat kepada kamu atau taat kepada Allah” (Kis.4:19), demikian jawaban Petrus dan Yohanes ketika mereka dilarang mewartakan iman dalam nama Yesus. Bagi mereka, tidak ada pilihan selain mewartakan iman akan Yesus Kristus yang bangkit. Tidak ada hal yang menakutkan sekalipun yang menjadi alasan bagi mereka untuk berhenti bersaksi. Bagi mereka, bersaksi itu adalah bentuk ketaatan kepada Tuhan. Akhirnya, marilah kita semakin menyadari sungguh-sungguh perutusan kita sebagai saksi Yesus Kristus dalam hidup. Biarkan hidup kita disukai banyak orang karena belas kasih Yesus Kristus memancar dari diri kita. Di tengah kesibukan berat apapun, kita diundang oleh Tuhan untuk bersaksi. Berbahagialah kalau karena kesaksian iman kita, ada orang yang semakin diteguhkan imannya bahkan menjadi bertobat. Sebagai penutup renungan, mari kita renungkan Sabda Yesus ini, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat.5:13-16)." Tuhan memberkati. Amin.

[RP Manaek Martinus Sinaga, O.Carm]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Merayakan Pertobatan" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm