Kapel Adorasi

Santa Teresia Benedikta dari Salib

06.30 WIB - 22.00 WIB

Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Pendampingan Romo Moderator

Tahun 2025

Silahkan Klik Lebih Lanjut

Jadwal Petugas Tata Tertib 2025

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Jumat 26 Desember 2025

Bacaan Liturgis – Pesta Santo Stefanus, Martir Pertama; Hari Kedua dalam Oktaf Natal; Jumat, 26 Desember 2025

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 6:8-10; 7:54-59

  • Mazmur Tanggapan: Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 10:17-22

Renungan Singkat : Orang yang akan Selamat

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini Gereja merayakan pesta Santo Stefanus. Ia adalah seorang diakon pada masa Gereja Perdana. Kisahnya dapat kita baca dalam Kisah Para Rasul bab 6 dan 7, sebagian dari kisah tersebut dibacakan dalam bacaan pertama. Dalam deretan para kudus dan martir, Santo Stefanus adalah martir pertama.

Berkaitan dengan pelayanan yang bisa dilakukan oleh para diakon, Petrus dan para rasul lainnya menyadari bahwa mereka membutuhkan penolong-penolong untuk mengurus para janda dan kaum miskin, yang selama itu terabaikan. Kemudian, mereka memilih tujuh orang yang terkenal baik, penuh Roh Kudus dan hikmat. Ketujuh orang itu adalah Stefanus dan Filipus, Prokhorus dan Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus (Kis 6:5). Kemudian para rasul berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka (ay. 6).

Dari antara para diakon, Stefanus adalah diakon yang paling terkenal. Ia dibunuh dengan dirajam pada tahun 34. “Kemarin kita merayakan kelahiran Raja Abadi kita di dalam waktu. Hari ini kita merayakan kemenangan seorang prajurit-Nya. Kemarin Raja kita mengenakan busana kedagingan, keluar dari istana rahim Santa Perawan, dan berkenan mengunjungi dunia. Hari ini seorang prajurit meninggalkan dunia. Hari ini seorang prajurit meninggal-kan tubuh, kemahnya di dunia, dan pergi membawa kemenangan ke surga,” kata Santo Fulgensius dari Ruspe (467-532) dalam suatu khotbahnya pada pesta Santo Stefanus, 26 Desember.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, selain meninggalkan dunia dan tubuhnya, Santo Stefanus juga meninggalkan pesan kebenaran Injil. Dalan Injil Yesus berpesan kepada para murid-Nya, kalau suatu saat mereka digiring ke muka para penguasa dan raja-raja, “Janganlah kamu khawatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semua-nya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu” (Mat 10:19-20).

Santo Stefanus adalah contohnya. Ia adalah saksi dan bukti kebenaran sabda Yesus. Orang-orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini bersama beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan Asia tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus (Roh Bapa). Sebab Roh Kudus inilah yang menolong dia berbicara.

Stefanus berbicara dengan lantang dan panjang lebar, seperti ditulis oleh Lukas dalam Kis 7:1-53. Bahkan dia berkata dengan keras dan tegas, “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh” (ay. 51-52). Orang benar itu adalah Yesus.

Umat beriman yang dikasihi Tuhan, kalau bukan karena Roh Kudus atau Roh Bapa yang berbicara dalam diri Stefanus, tidak mungkin dia bisa berbicara sedemikian lantang, keras dan tegas. Ia berbicara bukan hanya dalam satu-dua kata atau kalimat, tetapi secara panjang lebar dan lama.

Bukan hanya itu. Karena Roh Kudus yang bekerja di dalam diri Stefanus, maka sekalipun dia mengalami kekerasan dan kebencian, ia tidak memberontak dan sakit hati. Ia tetap tampil tenang seperti Sang Guru. Ia masih bisa berdoa bagi mereka, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” (ay. 60). Inilah kalimat terakhir yang terucap dari mulut Stefanus. Setelah itu, dia meninggal dunia.

Para saudara, dalam bimbingan Roh Kudus, Stefanus mampu bertahan sampai mati untuk tidak membalas kejahatan dan kebencian dengan kejahatan dan kebencian, sama seperti Sang Guru. Ia mampu tetap bertahan dalam iman dan cinta akan Yesus sampai mati.

Maka, kalau kita bertanya tentang orang yang akan selamat, Yesus berkata, “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya, akan selamat” (ay. 22).

Stefanus adalah orangnya; dia bertahan sampai kesudahannya; dia bertahan sampai mati demi Yesus, Tuhan dan Juruselamatnya. Seperti Santo Stefanus inilah hendaknya kita dalam mengikuti Yesus, jika kita ingin selamat. Sebab, orang yang akan selamat adalah dia yang bertahan sampai pada kesudahannya. 

[RP Agustinus Ari Pawarto, O.Carm]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Merayakan Pertobatan" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm