Kapel Adorasi

Santa Teresia Benedikta dari Salib

06.30 WIB - 22.00 WIB

Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Pendampingan Romo Moderator

Tahun 2025

Silahkan Klik Lebih Lanjut

Jadwal Petugas Tata Tertib 2025

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Minggu 28 Desember 2025

Bacaan Liturgis – Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria dan Yusuf, Hari Keempat dalam Oktaf Natal, Minggu, 28 Desember 2025

  • Bacaan Pertama: Kitab Putra Sirakh 3:2-6. 12-14

  • Mazmur Tanggapan: Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 128:1-5

  • Bacaan Kedua: Kolose 3:12-21

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kamu. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 2:13-15.19-23

Renungan Singkat : Tuhanlah yang Memimpin Hidup Kita

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini Gereja – umat Allah – merayakan pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria dan Yusuf. Pesta ini menginspirasi kita untuk bersama-sama merefleksikan perjuangan kita dalam keluarga sepanjang tahun ini.

Hidup kita dalam keluarga tidak luput dari persoalan, juga termasuk kekhawatiran dan ketakutan walau skalanya berbeda satu dengan yang lain. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Misalnya, karena persoalan ekonomi keluarga, karena biaya pendidikan anak-anak atau kenakalan anak-anak, karena konflik suami istri yang sering kali terjadi dalam keluarga dan aneka persoalan lain yang bisa membuat kita atau orang – siapa pun – merasa lelah atau bahkan takut dalam menghadapi realitas hidup ini.

Keluarga Nazaret, yang disebut juga Keluarga Kudus Nazaret, pun tidak luput dari persoalan pascakelahiran Yesus. Seperti dikatakan oleh Paus Fransiskus dalam Seruan Apostolik Amoris Laetitia (Sukacita Kasih) yang dimaklumkan pada hari raya Santo Yusuf, 19 Maret 2016, “Di hadapan setiap keluarga dihadirkan ikon Keluarga Kudus Nazaret, dengan kegiatan sehari-hari mereka yang melelahkan dan bahkan menakutkan, seperti ketika mereka harus menderita karena mengalami kekejaman Herodes yang tidak dapat dimengerti” (No. 30).

Maria dan Yusuf sangat merasakan saat-saat melelahkan dan menakutkan, seperti dikisahkan dalam Injil hari ini. Penginjil Matius mencatat bahwa setelah orang-orang majus yang mengunjungi Bayi Yesus di Betlehem pulang, artinya tidak lama setelah kelahiran Yesus, kelahiran yang membawa sukacita bagi Maria dan Yusuf, juga bagi para gembala dan orang-orang majus – bahkan akhirnya juga sukacita bagi dunia karena keselamatan yang dari pada-Nya, tampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi.

Kata malaikat itu kepada Yusuf dalam mimpinya, “Larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia” (Mat 2:13).

Yusuf dihadapkan pada persoalan baru, Anak yang harus dia asuh berada dalam ancaman pembunuhan oleh Herodes. Sebagai suami Maria yang bertanggung jawab dan sebagai Bapa asuh Yesus yang patuh kepada kehendak Tuhan, Yusuf diminta supaya lari atau melarikan diri ke Mesir dan tinggal di sana sampai Tuhan berfirman kepadanya. Tindakan berupa lari ke Mesir ini pasti melelahkan dan tentunya disertai rasa takut.

Sampai kapan Keluarga Nazaret harus tinggal di Mesir? Dalam waktu yang tidak ditentukan. Sebab Tuhan mengatakan, “Tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu.” Ini adalah sebuah persoalan tersendiri. Pasalnya Keluarga Nazaret ini harus tinggal di pengungsian dalam waktu yang tidak pasti, atau sampai dipastikan bahwa Herodes sudah mati.

Persoalan di depan mata memang harus dihadapi. Maka, setelah bangun, “Diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga” (ay. 14); itu berarti belum pagi Yusuf sudah bangun tidurnya, “lalu menyingkir ke Mesir.”

Saudara-saudari, Keluarga Nazaret menjadi simbol dari keluarga-keluarga pengungsi, akibat bencana alam berupa banjir dan tanah longsor, dan sebagainya. Kapan mereka akan kembali ke tanah kelahiran? Para pengungsi adalah orang-orang yang hidup dalam ketidakpastian, entah sampai kapan mereka hidup di tempat pengungsian.

Demi keamanan dan keselamatan, pengungsian Keluarga Nazaret berlangsung hingga Herodes mati. Dengan demikian, tergenapilah firman Tuhan melalui nabi, “Dari Mesir Aku panggil Anak-Ku” (ay. 15). Firman Tuhan tergenapi, karena ketika Yusuf diminta untuk lari ke Mesir, dia taat kepada perintah Tuhan. Ketaatan selalu menyelamatkan. Suami yang taat menyelamatkan keluarganya. Istri yang taat juga menyelamatkan keluarganya. Suami istri yang taat menyelamatkan keluarga mereka, juga mendatangkan keselamatan bagi banyak orang, seperti dilakukan oleh Yusuf dan Maria.

Firman Tuhan juga tergenapi, ketika Herodes mati, Tuhan tidak lupa mengutus malaikat-Nya kepada Yusuf di tempat pengungsian di Mesir. Malaikat Tuhan menyampaikan informasi teranyar kepada Yusuf, juga dalam mimpi. Kata Malaikat Tuhan itu, “Bangunlah, ambillah Anak serta ibu-Nya, dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu sudah mati” (ay. 20).

Lagi-lagi, Yusuf taat. Ia bersama Maria dan Anak Yesus, berangkat menuju ke tanah Israel. Tetapi setelah mendengar bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, Yusuf takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea dan tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Dengan demikian, tergenapi firman Tuhan yang disampaikan melalui nabi-nabi bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret (ay. 11).

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, melalui Injil hari ini kita dapat menarik satu hal penting untuk kita refleksikan dan lakukan, yakni bahwa hidup dalam keluarga kita tidak pernah luput dari persoalan hidup. Demikian juga dalam mengikuti Yesus kita tidak pernah akan luput dari salib. Persoalan hidup atau salib akan kita jumpai. Namun, jika kita taat kepada Tuhan, maka Tuhan akan membimbing dan mengarahkan serta memberikan jalan keluar dari setiap persoalan yang kita hadapi. Itulah cara Tuhan mendidik dan mendewasakan iman kita.

Mari, menjelang berakhirnya tahun 2025 ini kita mengucap syukur kepada Tuhan atas segala anugerah-Nya yang telah kita terima, juga segala persoalan hidup dan salib yang telah kita hadapi. Semua karena anugerah-Nya dan kita mampu menghadapi masalah serta memikul salib dengan tabah karena Tuhanlah yang memimpin hidup kita.

[RP Agustinus Ari Pawarto, O.Carm]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Merayakan Pertobatan" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm