Kapel Adorasi

Santa Teresia Benedikta dari Salib

06.30 WIB - 22.00 WIB

Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Pendampingan Romo Moderator

Tahun 2025

Silahkan Klik Lebih Lanjut

Jadwal Petugas Tata Tertib 2025

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Jumat 07 November 2025

Bacaan Liturgis – Pekan Biasa XXXI, Jumat, 07 November 2025

  • Bacaan Pertama: Roma 15:14-21

  • Mazmur Tanggapan: Tuhan menyatakan keselamatan-Nya di hadapan para bangsa.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Sempurnalah kasih Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Lukas 16:1-8

Renungan Singkat : Bertindak Cerdik

Bacaan Injil hari ini cukup menarik. Menarik karena bendahara yang dipecat tuannya karena menghamburkan uang tuannya, kemudian hari dipuji oleh tuannya. Dia dipuji bukan karena perbuatannya yang tidak jujur, tetapi karena kecerdikannya. Seperti kita ketahui bahwa bendahara pada zaman Yesus tidak digaji oleh tuannya. Dia memperoleh gaji dari komisi (kelebihan hutang) yang dibayarkan oleh mereka yang berhutang pada tuannya. Misalnya saja, ada orang berhutang delapan puluh pikul gandum kepada tuannya. Dia berhak menaikkan tagihan kepada yang berhutang pada tuannya itu seratus pikul gandum. Nah dua puluh pikul gandum itu bisa menjadi haknya (upahnya).

Namun apa yang dilakukan oleh bendahara itu ketika dia tahu akan dipecat oleh tuannya? Dia tidak menggunakan apa yang menjadi haknya dari mereka yang berhutang kepada majikannya, tetapi merelakan atau melepaskan haknya. Sudah barang tentu mereka yang berhutang kepada tuannya senang karena mereka memperoleh potongan hutang dari yang seharusnya mereka bayar. Mereka berhutang budi pada bendahara itu dan memperhitungkan apa yang diperbuat oleh bendahara itu sebagai sesuatu yang patut mendapat balasannya, termasuk membalas kebaikan bendahara itu dengan menampungnya bekerja di tempatnya bila suatu saat nanti bendahara itu dipecat oleh tuannya.

Apa yang dilakukan oleh bendahara itu dipuji oleh tuannya karena pada saat terdesak dia melakukan sesuatu yang cerdik, yaitu dengan merelakan apa yang menjadi haknya untuk orang lain, supaya suatu saat nanti orang akan membalas kebaikannya dengan menerima dia di rumahnya.

Sebagaimana bendahara itu dalam keadaan terdesak berani melepaskan apa yang sebenarnya menjadi haknya (upahnya), demikian juga hendaknya kita sadar bahwa situasi yang kita hadapi saat ini adalah saat yang mendesak. Setiap saat, setiap waktu kita dapat dipanggil oleh Tuhan untuk mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan selama kita hidup di dunia ini. Di saat itulah uang dan harta kekayaan tidak ada gunanya lagi, dan tidak dapat menyelamatkan manusia.

Karena itulah Yesus mengajak kita untuk bersikap cerdik seperti bendahara itu. Seperti bendahara itu memanfaatkan kesempatan yang ada untuk menjamin masa depannya, demikian juga kita sebagai murid Yesus. Kita diajak untuk mempersiapkan diri bagi kehidupan kekal dengan memanfaatkan karunia, waktu, dan harta kekayaan di dunia ini untuk perkembangan hidup rohani kita, kesejahteraan dan keselamatan sesama, agar kelak ketika kekayaan duniawi itu habis, kita dapat diterima oleh Tuhan di kediaman-Nya yang kekal.

[RP Titus Brandsma Pantjaja Adji Wilasa, O.Carm]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Merayakan Pertobatan" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm