Bulan Keluarga 2025

Alamku Imanku

Masa Adven 2025

Kapel Adorasi

Santa Teresia Benedikta dari Salib

06.30 WIB - 22.00 WIB

Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Pendampingan Romo Moderator

Tahun 2025

Silahkan Klik Lebih Lanjut

Jadwal Petugas Tata Tertib 2025

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Kamis 18 Desember 2025

Bacaan Liturgis – Pekan Khusus Adven, Kamis, 18 Desember 2025

  • Bacaan Pertama: Kitab Yeremia 23:5-8

  • Mazmur Tanggapan: Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah sampai selama-lamanya.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 72:1-2.12-13.18-19

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. O Tuhan, pemimpin umat, yang memberikan hukum kepada Musa di Sinai, datanglah dan bebaskanlah kami dengan lengan perkasa. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Matius 1:18-24

Renungan Singkat :

Belajar Taat dari Santo Yusuf dan Bunda Maria

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari kedua Pekan Khusus Adven menghadirkan sosok penting bernama Yusuf. Menurut Paus Fransiskus, dalam Surat Apostolik Patris Corde (Dengan Hati Bapa), Santo Yusuf adalah seorang bapak yang taat.

Penginjil Matius mencatat, “Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri” (Mat 1:18). Bagi Yusuf, kehamilan Maria, tunangannya, tanpa melibatkan dirinya, merupakan sebuah persoalan besar dan serius.

Dalam Surat Apostolik Patris Corde Paus Fransiskus mengatakan bahwa Yusuf sangat risau oleh kehamilan Maria yang tidak dapat dipahaminya. Namun, dia juga tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum (ay. 19a). Sebab itu, dia kemudian mengambil keputusan untuk menceraikannya dengan diam-diam (ay. 19b).

Mengambil keputusan tanpa pertimbangan yang matang karena tergesa-gesa atau emosional bisa berakibat fatal. Untungnya, Yusuf segera mempertimbangkan maksudnya itu (ay. 20). Sebab, apa yang dilakukan oleh Yusuf ini adalah bagian dari karya Allah yang telah memilihnya untuk menjadi suami Maria. Buktinya, Allah segera mengutus malaikat-Nya dan tampak kepadanya dalam mimpi serta berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (ay. 20-21).

Kedatangan malaikat Tuhan memberikan pencerahan kepada Yusuf ketika dia sedang mengambil waktu untuk mempertimbangkan maksudnya, yakni menceraikan Maria dengan diam-diam. Pencerahan tersebut memberikan pemahaman kepada Yusuf bahwa apa yang terjadi pada Maria, yakni kehamilannya, adalah karya Roh Kudus, bukan karya manusia, bukan hasil ulah seorang laki-laki mana pun.

Pencerahan sang malaikat juga merupakan pertolongan Tuhan bagi Yusuf, seorang yang tulus hati ini agar keputusan dan tindakannya benar, tepat dan bijaksana, selaras dengan rencana dan kehendak Allah dalam hidupnya dan dalam hidup Maria, tunangannya. Pencerahan sang malaikat akhirnya membuat hati Yusuf tidak lagi risau. Hatinya menjadi damai dan tenang. Ia bisa menerima peristiwa tersebut sebagai bagian dari rencana dan kehendak Allah. Sehingga, sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya (ay. 24a). Ia mengambil Maria sebagai istrinya (ay. 24b).

Apa yang Anda pikirkan tentang Yusuf, yang semula bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam namun setelah mendapat pencerahan dari malaikat Tuhan akhirnya dia mengambil Maria sebagai istrinya? Kesan kuat yang terpancar dari Injil: Yusuf adalah seorang yang taat. Ketaatan Yusuf telah ditunjukkan dengan mengambil Maria sebagai istrinya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Santo Yusuf, seorang bapak yang taat, telah menginspirasi bapak-bapak Katolik untuk menjadi bapak-bapak dan suami-suami yang taat kepada Allah dan kehendak-Nya. Ketaatan seorang suami dan bapak kepada kehendak Allah akan menyelamatkan keluarga, istri dan anak-anak. Para ibu dan istri serta anak-anak, juga dapat belajar taat dari Santo Yusuf dan Bunda Maria (Luk 1:38). Namun jangan lupa, bahwa kita semua juga perlu belajar taat sampai mati seperti Yesus (Flp 2:8).

[RP Agustinus Ari Pawarto, O.Carm]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Merayakan Pertobatan" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm