Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Rabu 31 Desember 2025

Bacaan Liturgis – Hari Ketujuh dalam Oktaf Natal, Rabu, 31 Desember 2025

  • Bacaan Pertama: 1 Yohanes 2:18-21

  • Mazmur Tanggapan: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-2.11-12.13

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 1:1-18

Renungan Singkat :

Merayakan Tutup Tahun dengan Penuh Syukur

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, secara liturgis hari ini adalah hari ketujuh dalam Oktaf Natal. Selain itu, hari ini juga merupakan hari terakhir tahun 2025. Siapa yang menganggap bahwa tidak terasa kita sudah sampai di penghujung, alias hari terakhir tahun 2025?

Dari antara sekitar 8,3 milyard orang yang menghuni bumi di akhir tahun 2025 ini, pasti ada yang merasa bahwa perjalanan panjang dan melelahkan sepanjang 2025 ini telah memasuki hari terakhir dengan begitu cepat. Bahkan ada yang menganggap “tak terasa” waktu bergulir begitu cepatnya.

Namun, ada juga yang merasa bahwa hari-hari yang dijalani sepanjang tahun ini adalah hari-hari yang membebani, menyesakkan, sehingga terasa begitu lama berlalu. Padahal, setiap hari tetap memiliki durasi waktu 24 jam, tidak kurang, tidak lebih. Itu berarti, masing-masing “perasaan” tergantung dari latar belakang kehidupan seseorang.

Apa pun latar belakang kita, pada akhir tahun 2025 ini kita perlu merenungkan beberapa hal penting: Pertama, “Di dalam Dia ada hidup” (Yoh 1:4). Mengapa? Sebab Dialah, Allah, yang memberikan hidup dan napas serta segala sesuatu kepada semua orang (Kis 17:25). Dalam Diri Anak-Nya, hidup itu juga telah dinyatakan. Seperti ditulis oleh Santo Yohanes dalam suratnya, “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya” (1Yoh 4:9).

Selama Oktaf Natal, juga dalam Masa Natal ini, kita merayakan kelahiran Yesus, Anak Allah yang tunggal, ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Itu berarti, kelahiran Yesus, atau pengutusan Yesus ke dunia, memiliki misi yang sungguh agung dan indah; Dia ingin agar kita hidup oleh Yesus karena “hidup itu ada di dalam Anak-Nya” (1Yoh 5:11).

Kita bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahkan hidup di dalam Anak-Nya dan betapa bahagianya kita telah menerima Yesus yang lahir bagi kita, telah percaya kepada-Nya dan telah mengikuti Dia sebagai murid-murid-Nya. Anda bahagia dengan hidup yang kita jalani sampai hari ini, yang kita hidupi di dalam Yesus? Anda merasakan bahwa hidup ini begitu indah dan berharga sehingga kita perlu menerima, mensyukuri, merawat dan menjaganya dengan pola hidup sehat?

Kedua, “menerima kuasa menjadi anak-anak Allah.” Penginjil Yohanes menulis, “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah” (Yoh 1:11-13).

Para saudara merasa bahagia dan bersyukur karena telah menjadi milik kepunyaan Kristus Yesus dan karena telah menerima Dia kemudian diberi kuasa menjadi anak-anak Allah? Anda bahagia karena telah menjadi anak-anak Allah, sebuah martabat luhur dan mulia berkat Pembaptisan yang telah kita terima? Anda percaya bahwa Anda sungguh-sungguh anak-anak Allah? Hari ini adalah saat yang tepat untuk kembali merefleksikan kuasa yang telah bekerja di dalam kita, kuasa menjadi anak-anak Allah.

Jika saat ini Anda masih ragu-ragu, Santo Yohanes menegaskan dalam suratnya yang pertama, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah… Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan Diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya” (1Yoh 3:1a.2).

Bahwa kita adalah anak-anak Allah, disebut atau diakui atau diterima sebagai anak-anak Allah adalah wujud dari begitu besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita. Maka, hari terakhir tahun 2025 ini menjadi kesempatan yang tepat untuk mensyukuri kasih Allah yang begitu besar itu, yang telah menerima kita sebagai anak-anak-Nya.

Ketiga, “Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita” (Yoh 1:14). Firman inilah yang sedang kita rayakan dalam Masa Natal ini, juga yang ditegaskan dalam Injil hari ini. Ia menjadi manusia, sama dengan kita dan inilah jalan perendahan diri seperti ditulis oleh Rasul Paulus, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan Diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan Diri-Nya dan menjadi taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp 2:5-8).

Para saudara, pada hari terakhir 2025, yang oleh Keuskupan Agung Jakarta ditetapkan sebagai Tahun Kepedulian lebih pada Saudara yang Lemah dan Menderita, kita perlu memiliki pikiran dan perasaan yang ada dalam Kristus Yesus, bahwa kita ini memiliki martabat hidup yang sama. Kita perlu menghormati setiap pribadi sebagai orang yang bermartabat sama dengan yang lain. Status hidup boleh berbeda namun dalam hal martabat hidup sebagai manusia, kita semua adalah sama. Sebab itu, pada akhir tahun 2025 ini kita perlu memohon ampun kepada Tuhan apabila kita pernah atau sering tidak peduli terhadap pribadi lain, entah dalam keluarga atau dalam lingkup umat Allah di paroki atau bahkan di tengah masyarakat.

Selain itu, para saudara, karena Yesus telah tinggal di antara kita, Ia hidup dan menyertai kita, maka kita tidak perlu takut dan khawatir dalam menapaki hari-hari hidup kita di tahun yang baru, 2026, yang dalam hitungan jam akan segera tiba.

Oleh karena itu, bersyukur di akhir tahun adalah hal penting karena merupakan sebuah pengakuan iman kita akan Tuhan. Dialah Tuan atas hari-hari hidup kita. Dialah Pengatur waktu yang terus berlalu. Dialah Pemberi waktu yang selalu baru. Akhir kata, Selamat Merayakan Tutup Tahun 2025 dengan penuh syukur.

[RP Agustinus Ari Pawarto, O.Carm]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Merayakan Pertobatan" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm