Kapel Adorasi

Santa Teresia Benedikta dari Salib

06.30 WIB - 22.00 WIB

Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Pendampingan Romo Moderator

Tahun 2025

Silahkan Klik Lebih Lanjut

Jadwal Petugas Tata Tertib 2025

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Selasa 23 Desember 2025

Bacaan Liturgis – Pekan Khusus Adven, Jumat, 23 Desember 2025

  • Bacaan Pertama: Nubuat Maleakhi 3:1-4; 4:5-6

  • Mazmur Tanggapan: Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 25:4bc-5ab.8-9.10.14

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah dan selamatkanlah umat-Mu. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Lukas 1:57-66

Renungan Singkat :

Setiap Kita Adalah Hadiah Indah dari Tuhan

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, banyak anak yang telah lahir dari rahim sang ibu dan dibaptis, kemudian orang tua memilihkan dan memberinya nama baptis: Yohanes. Sebuah nama baptis yang bagus.

Dalam Seruan Apostolik Amoris Laetitia (Sukacita Kasih), yang dimaklumkan pada hari raya Santo Yusuf, 19 Maret 2016, Paus Fransiskus mengatakan, “Dengan teduh merenungkan pemenuhan akhir pribadi manusia, orang tua akan lebih menyadari akan karunia berharga yang dipercayakan kepada mereka. Sebab, Tuhan memperbolehkan para orang tua memilihkan nama dengan mana Ia akan memanggil setiap anaknya masuk ke dalam keabadian” (No. 166).

Adalah hal yang lazim bahwa orangtua memilihkan nama bagi anaknya. Biasanya, mereka memilih nama yang baik, bagus dan unik. Tuhan memperbolehkan orangtua memilihkan nama bagi anaknya, demikian yang diajarkan oleh Paus Fransiskus.

Akan tetapi para saudara, ketika anak laki-laki yang lahir dari rahim Elisabet, perempuan lanjut usia dan dikenal mandul itu, menginjak hari ke delapan sejak kelahirannya dan akan disunatkan, bukan orang tuanya, yakni Zakharia dan Elisabet yang memilihkan nama. Para tetangga dan sanak saudara yang datang pada hari itu berinisiatif untuk menamai anak itu Zakharia menurut nama bapanya (Luk 1:59). Namun, ibu anak itu berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes” (ay. 60).

Kata mereka, para tetangga dan sanak saudaranya itu, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian” (ay. 61). Mereka pun kemudian memberi isyarat kepada bapa anak itu untuk bertanya nama apa yang hendak diberikan kepada anaknya. Bapa itu lantas menuliskan nama anaknya di sebuah batu tulis, “Namanya adalah Yohanes” (ay. 63).

Jika Zakharia dan Elisabet kompak mengatakan bahwa anak itu harus dinamai Yohanes, apakah karena mereka yang memilihkan nama bagi anak mereka? Tidak. Ini yang tidak lazim. Sebab, yang memilihkan nama bagi anak mereka adalah Allah sendiri. Allahlah yang memberinya nama, melalui Malaikat Gabriel, utusan-Nya. Seperti disampaikan oleh Malaikat Gabriel saat ia datang dan masuk ke dalam Bait Allah Yerusalem ketika Zakharia sedang bertugas sebagai imam bahwa dia harus menamai anak itu Yohanes (Luk 1:13).

Dengan memberi nama Yohanes kepada anak itu, berarti: Pertama, Zakharia telah memberitahukan atau mengomunikasikan apa yang terjadi di Bait Allah itu dan apa yang dikatakan Malaikat Gabriel itu kepada Elisabet, istrinya. Kedua, Zakharia dan Elisabet lebih taat kepada Allah dan kehendak-Nya daripada taat kepada manusia, dengan mengikuti apa yang lazim pada zamannya, yakni memberi nama menurut nama bapanya. Dengan ketaatan mereka itu, terbukti bahwa “keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat” (ay. 6).

Mukjizat pun terjadi. Ketika Zakharia menulis di batu tulis bahwa namanya adalah Yohanes, seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia dan terlepaslah ikatan lidahnya. Ia bisa berkata-kata; ia bisa berbicara dan memuji Allah (ay. 64).

Selama pengandungan anaknya, Zakharia bisu; ia tidak dapat berkata-kata (ay. 22). Hal ini terjadi, karena ia tidak percaya akan perkataan yang disampaikan Malaikat Gabriel yang akan nyata kebenarannya pada waktunya (ay. 20). Namun, betapa leganya dia tatkala seketika itu juga ia bisa berkata-kata kembali dan bisa memuji Allah yang telah melakukan karya agung dalam hidupnya bersama Elisabet.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya namun kemudian Elisabet bisa mengandung dan melahirkan anak yang diberi nama Yohanes adalah karena karunia Tuhan. Ini betul-betul karunia Tuhan, yang diberikan kepada mereka. Lidah terikat, mulut tertutup sehingga menjadi bisu, tidak bisa berkata-kata namun kemudian bisa berkata-kata kembali seperti semula setelah menuliskan kata-kata di batu tulis: Namanya adalah Yohanes, juga adalah karena karunia Tuhan.

Tepat benar jika anak itu namanya adalah Yohanes. Sebab, nama itu berarti Tuhan memberi karunia-Nya. Anak adalah karunia Tuhan. Yohanes adalah anak Zakharia dan Elisabet yang adalah karunia Tuhan, yang diberikan ketika mereka sudah lanjut usia. Luar biasa karya Tuhan ini.

Saudara-saudari, setiap kita yang dahulu lahir dari rahim ibu adalah anak. Karena anak adalah karunia Tuhan, maka setiap kita, sebagai anak, meski sekarang sudah dewasa atau tua, adalah karunia Tuhan. Nama boleh berbeda. Namun, setiap pribadi sungguh bermartabat karena merupakan karunia Tuhan atau “hadiah indah dari Tuhan” (Amoris Laetitia, No. 222). Semoga kita senantiasa menyadari bahwa setiap kita adalah karunia dari Tuhan, hadiah indah dari Tuhan yang bermartabat luhur dan mulia. Terpujilah Tuhan selama-lamanya!

[RP Agustinus Ari Pawarto, O.Carm]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Merayakan Pertobatan" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm