Kapel Adorasi

Santa Teresia Benedikta dari Salib

06.30 WIB - 22.00 WIB

Ziarah Porta Sancta

Paroki Meruya

08.00 WIB - 20.00 WIB

Tahun Yubileum 2025

Peziarah Pengharapan

24 Desember 2024 - 06 Januari 2026

Pendampingan Romo Moderator

Tahun 2025

Silahkan Klik Lebih Lanjut

Jadwal Petugas Tata Tertib 2025

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Senin 24 November 2025

Bacaan Liturgis – PW Santo Andreas Dung Lac, Imam dan Kawan-Kawan, Martir, Senin, 24 November 2025

  • Bacaan Pertama: Nubuat Daniel 1:1-6.8-20

  • Mazmur Tanggapan: Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: T.Dan 3:52-56

  • Bait Pengantar Injil: Alleluya. Berjaga-jaga dan bersiap-siaplah, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kalian duga. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Lukas 21:1-4

Renungan Singkat : Memberi dari Kekurangan

Sering orang merasa minder dengan kekurangan yang ada pada dirinya. Entah itu karena kemiskinannya, pendidikannya yang rendah atau karena bakat atau kemampuannya yang terbatas. Keadaan ini yang membuat orang lalu enggan untuk memberi diri atau menolong orang lain karena merasa pemberiannya tidak berarti sama sekali bagi orang lain.

Tidaklah demikian dengan janda miskin dalam bacaan Injil tadi. Dia yang meskipun miskin dan kekurangan mau tetap memberikan apa yang dimilikinya ke dalam peti persembahan di Bait Allah. Pemberian janda tersebut secara nominal memang tidak banyak. Hanya 2 peser atau 2 uang tembaga, yaitu mata uang terkecil di Palestina saat itu. Tetapi 2 peser atau tembaga itu sangat berarti bagi janda miskin itu. Mengapa? Karena hanya uang itu yang ada pada dirinya saat itu. Hanya uang itu yang dimilikinya, yaitu seluruh nafkahnya hari itu. Dengan demikian janda itu merelakan apa yang berharga dalam hidupnya untuk orang lain.

Hal ini jelas berbeda dengan sikap orang kaya pada saat itu (zaman Yesus) yang meskipun memberi dalam jumlah yang banyak, tetapi pemberiannya itu bukan dari kekurangannya, melainkan dari kelimpahannya. Dan tak jarang hal itu diberikan semata-mata untuk mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain. Juga untuk mendapatkan keuntungan atau pengaruh dari orang lain. Bukan pertama-tama untuk kebahagiaan atau kesejahteraan orang lain. Jadi ada unsur pamrih dari pemberiannya. Hal ini berbeda dengan sikap janda miskin dalam Injil tadi. Dia memberikan sungguh-sungguh dari kekurangannya dan dia memberikannya dengan ketulusan hati. Tanpa pamrih. Sikapnya yang mau berkurban dengan tulus hati untuk orang lain, membuat Yesus memuji janda miskin tersebut.

Dari sini kita dapat belajar dari janda miskin tersebut bahwa tidak perlu orang minder atau berkecil hati dengan kemiskinan atau keterbatasannya. Karena dia dapat tetap mampu berbuat sesuatu untuk orang lain dengan apa yang dimilikinya. Tidak perlu muluk-muluk. Cukup apa yang kita miliki seperti, sedikit uang, makanan dan tenaga kita untuk mereka yang menderita dan membutuhkan ukuran tangan kita.

Bila kita mau memberikan dari kekurangan kita kepada orang lain dengan tulus hati, maka pemberian kita itu akan menjadi berkat, baik bagi orang lain maupun bagi keluarga kita.

Semoga kita yang telah dianugerahi banyak berkat dari Tuhan, mau mensyukuri berkat Tuhan dengan mau berbagi dengan orang lain. Bukan hanya dari kelimpahan kita, tetapi juga dari kekurangan kita. Dari apa yang ada pada diri kita. Mau memberikan dengan tulus kepada orang lain, sehingga pemberian kita mampu menjadi berkat, baik bagi orang lain, maupun bagi keluarga/komunitas kita.

[RP Titus Brandsma Pantjaja Adji Wilasa, O Carm]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Merayakan Pertobatan" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm