APP 2025 - Pertemuan 2: Melihat dengan Mata Hati
PENGANTAR
Paus Fransiskus dalam kotbahnya di Katedral Jakarta, 4 September 2024, menyatakan, “belarasa membuat diri kita menanggalkan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk dekat dengan sesama yang menderita, saudari-saudara kita yang sedang berada dalam lembah kesulitan hidup”.
Dalam tahun Yubileum 2025 ini, kita diundang untuk menjadi “Peziarah Pengharapan” yang tetap berpegang pada kasih Allah di tengah segala tantangan kehidupan, menjadi pembawa harapan bagi sesamanya. Meski terkadang kita sendiri pun sedang dalam keadaan membutuhkan, tetapi hal itu bukan menjadi hambatan kita untuk berbelas kasih.
Dalam pertemuan II ini, kita diajak untuk memandang lebih peka dan lebih dalam realita kehidupan serta tantangan-tantangan yang sedang dihadapi oleh masyarakat pada zaman ini.
Seperti Tuhan Yesus yang hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan terhadap orang yang lemah dan tersingkirkan. Pertobatan bersama di masa Prapaskah ini juga mengajak kita menyadari dan memperbaiki sikapkitayangkurang pekamelihatpenderitaansesama.Pertobatan bersama ini juga berarti mencari solusi bersama atas “penyakit hati” dalam masyarakat kita.
DOA PEMBUKA
Allah Bapa yang Mahakasih, kami bersyukur kepada-Mu atas berkat dan rahmat kehidupan yang Kau berikan kepada kami sampai hari ini. Berilah kami karunia untuk menajamkan mata hati kami dalam melihat lebih luas dan merasakan penderitaan sesama kami.
Buatlah hidup kami berguna bagi mereka dengan mendekati, berbelaskasih dan berbelarasa kepada mereka, sehingga kami dapat menuntun mereka berjalan bersama menuju kesempurnaan dan kekudusan hidup. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin
BACAAN KITAB SUCI
(Mrk 10: 46-52)
Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Ketika mereka keluar dari Yerikho bersama orang banyak yang berbondong- bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”
Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan berkata, “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya, “Teguhkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Orang buta itu menanggalkan jubahnya, lalu segera berdiri dan pergi kepada Yesus. Tanya Yesus kepadanya, “Apa yang kaukehendaki Kuperbuat bagimu?” Jawab orang buta itu, “Rabuni, aku ingin dapat melihat!”
Lalu kata Yesus kepadanya, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Seketika itu juga ia dapat melihatlah lagi, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
REFLEKSI / RENUNGAN KITAB SUCI
Manusia terkadang sungguh tidak mampu melihat apa yang dilihatnya. Tuhan memberi kita akal budi dan hati nurani untuk berefleksi, merenungkan apa yang kita lihat. Manusia diberi kemampuan untuk menimbang dan mencari solusi terhadap segala kebuntuan dalam hidup.
Bartimeus, seorang pengemis tuna netra dalam bacaan Kitab Suci disini, meski memiliki keterbatasan dalam hal penglihatan, tetapi ia mampu mengenal Yesus dengan mata hatinya. Ia mampu melihat apa yang tidak mampu dilihat oleh orang banyak pada waktu itu. Dari Bartimeus kita belajar untuk melihat lebih dalam dari sekedar penampilan luar seseorang atau pun aneka peristiwa berseliweran di media sosial.
Bartimeus tanpa ragu memohon kepada Tuhan Yesus agar ia bisa melihat. Setelah dapat melihat, ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Apa makna kisah ini untuk kehidupan kita?
- Seruan Bartimeus “Anak Daud” yang ditujukan kepada Yesus menunjukkan bahwa meski buta, tapi sebenarnya ia dapat melihat dengan jelas siapa identitas Yesus yang sesungguhnya. Ungkapan seperti ini bahkan belum keluar dari mulut para murid dan orang banyak yang selalu bersama dengan Tuhan Yesus.
- Beberapa orang mencoba membuat Bartimeus diam(ay.48), tapi berkat keberanian dan keteguhan hatinya, teriakannya justru membuat Yesus berhenti dan memerintahkan para murid, agar membawa dia lebih dekat. Bartimeus datang dengan semangat besar kepada Yesus dan ia pun memperoleh kesembuhan.
- Perjumpaan dengan Yesus membantu Bartimeus untuk tidak hanya melihat, tetapi juga mengalami Allah sebagai Bapa yang Maharahim, yang peduli terhadap penderitaan umat-Nya. Pengalaman itulah yang membuat Bartimeus segera mengikuti Yesus dalam perjalanan.
- Kisah ini juga menghadirkan tipe-tipe murid Yesus:
- Orang yang tidak mendengar seruan/teriakan orang yangmenderita
- Orang yang mendengar, tetapi meminta sang penderitauntuk diam
- Orang yang mendengar seruan, mendekati sangpenderita, dan melakukan suatu tindakan karena mengambil inspirasi dari sosok Yesus sendiri.
Diri kita termasuk tipe yang mana?
KISAH INSPIRATIF
Di tahun 2024, kelompok Atmabrata yang digawangi oleh Bruder Petrus Partono membangun rumah ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Di rumah ini para sahabat ODGJ dilatih, dirawat, diobati dan dibina, sehingga mereka boleh kembali ke keluarga dan di tengah masyarakat dengan kemampuan yang ada untuk pemenuhan hidup mereka.
Salah satu pribadi istimewa yang dilayani di rumah ini adalah Rafael, seoranganakmudayangpendiamdantidaksukabersosialisasi. Hal itu membuat dirinya tak punya teman kecuali kakak dan ibunya. Sedihnya, ibu dari Rafael meninggal. Sejak saat itu Rafael tinggal dengan kakaknya yang hanya bekerja sebagai tukang ojek.
Keadaan Rafael semakin hari semakin parah bahkan mengalami ganggun jiwa karena terpukul sejak ditinggal ibunya. Ia jadi sering mengamuk, teriak dan menggangu keberadaan warga.
Pak RT membawa Rafael ke Atmabrata untuk ditangani dengan baik dan dibawa ke dokter spesialis jiwa. Rafael mulai membaik, meski masih ngamukan tapi sudah jarang. Syukur kepada Allah saat ini keadaan Rafael jauh lebih baik dan lebih tenang bahkan bisa bekerja di salah satu rumah pelayanan Atmabrata.
Cinta dan perhatian lebih kepada Rafael ternyata mampu menyembuhkan sakitnya, apalagi dengan aktifitas dan pekerjaan, membuat harga diri Rafael lebih baik dan bisa menerima keadaan, sehingga bisa mudah mendapatkan kesembuhan.
Menangani penderita gangguan jiwa harus ekstra cinta, ekstra perhatian dan ekstra tenaga menemaninya, dengan kata lain harus memberi perlakuan lebih kepada mereka.
IMPLEMENTASI PASTORAL
Gereja KAJ pada tahun 2025 ini ingin bersama-sama mengundang seluruh umat melakukan Gerakan Kepedulian Transformatif yang diharapkan mampu menolong dan mengubah situasi hidup sesama kita yang menderita. Langkah pertama adalah membuka mata hati kita seluas mungkin terhadap realitas di sekitar kita khususnya realitas penderitaan sesama kita, penderitaan yang juga menyangkut penderitaan fisik/jasmani atau penderitaan rohani/spiritual. Membuka mata hati berati memaknai diri secara positif, penuh kekaguman dan rasa syukur serta mampu menemukan pesan indah atas setiap realitas hidup sehari-hari.
DINAMIKA KELOMPOK (Sharing Iman)
- Fasilitator memberikan contoh-contoh realitas nyata penderitaan jasmani dan rohani pada tingkat (global, nasional maupun lokal) dengan menggunakan pelbagai sarana bantu / media.
- Umat merespon dengan sharing pengalaman dan pengamatan pribadi. Diharapkan sharing mengarah pada realitas yang dekat dengannya.
DOA UMAT
Fasilitator memulai doa singkat, kemudian mempersilahkan umat yang tergerak untuk berdoa spontan dan dilanjutkan dengan doa Bapa Kami + Salam Maria
REFLEKSI PENUTUP (dibacakan saja)
Berhadapan dengan ketidakadilan dan masalah sosial diperlukan semangat kebersamaan. Kalau berjuang seorang diri terlalu berat untuk kita, mari kita bergandengan tangan mengatasi masalah itu bersama-sama. Itulah makna Solidaritas (bdk. Ensiklik Fratelli Tutti 116)
DOA PENUTUP
Bapa Yang Mahabaik, syukur dan terimakasih kepada-Mu, melalui pertemuan ini kami disadarkan akan realitas penderitaan dan persoalan hidup sesama kami. Ya Bapa, berikanlah rahmat-Mu, agar kami dapat membuka mata hati kami dan mampu merasakan penderitaan mereka, dengan demikian kami dapat melakukan Gerakan Kepedulian Transformatif, bersama-sama mewujudkan dunia yang lebih baik. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin
Materi Tayang
Video Pengarahan Sosialisasi Pertemuan Kedua
Pertemuan dan Bahan Lainnya
Berikut ini Tema Pertemuan Per Minggu, silahkan klik sesuai dengan minggu pertemuan:
- Pertemuan I: Spiritualitas Inkarnasi & Belarasa (klik disini)
- Pertemuan III: Diskresi Menentukan Komitmen (klik disini)
- Pertemuan IV: Merencanakan Aksi Nyata (klik disini)
Atau Kembali ke halaman utama (klik disini)