Berita dan Artikel

APP 2025 Pertemuan 3 - Diskresi Menentukan Komitmen

APP 2025 - Pertemuan 3: Diskresi Menentukan Komitmen

PENGANTAR

Tuhan Yesus berkata, ”Orang miskin akan selalu ada padamu!”
(Mat 26:11). Dalam pertemuan II kita sudah melihat ada begitu banyak penderitaan sesama, yang sudah tertolong ataupun yang belum berdasarkan pengalaman dan pengamatan kita. Terkadang muncul keraguan, apakah kita bisa sungguh-sungguh menolong karena ada begitu banyak dan begitu beratnya tantangan yang dihadapi. Dalam pertemuan III ini, kita diundang sebagai pengikut Kristus untuk berani mengambil langkah nyata. Mungkin bukan suatu langkah besar dan spektakuler, melainkan langkah kecil apabila dilakukan dengan cinta yang besar, akan sangat bermakna.

DOA PEMBUKA

Allah Bapa yang Maha Pengasih, kami mengucap syukur atas kesempatan berkumpul bersama umat Lingkungan kami. Dampingi kami dari awal pertengahan hingga akhir dalam pertemuan ini. Semoga kami senantiasa mampu menyadari kehadiran-Mu dalam hidup kami. Ajarilah kami untuk selalu bersyukur atas rahmat kehidupan dari-Mu dan pulihkanlah kami dari segala penderitaan dan keterpurukan. Dampingilah kami agar dapat memutuskan langkah-langkah selanjutnya yang harus kami tentukan dalam melakukan Gerakan Kepedulian Transformatif seturut kehendak- Mu. Doa ini kami sampaikan dengan Pengantaraan Tuhan kami YesusKristusJuruSelamatkami bersamaDikaudalamPersekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

BACAAN KITAB SUCI

(Mrk 6:35-44)

Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini terpencil dan hari mulai malam. Suruhlah mereka pergi ke kampung-kampung dan desa-desa sekitar sini, supaya mereka dapat membeli makanan bagi diri mereka.” Namun, jawab-Nya, “Kamu harus memberi mereka makan!”

Kata mereka kepada-Nya, “Haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” Ia berkata kepada mereka, “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah mengetahuinya mereka berkata, “Lima roti dan dua ikan.” Lalu Ia menyuruh mereka mengatur semua orang duduk berkelompok di atas rumput hijau. Mereka pun duduk berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid- murid-Nya, supaya menyajikannya kepada orang-orang itu; begitu juga Ia membagikan kedua ikan itu kepada mereka semua. Lalu mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian mereka mengumpulkan potongan-potongan roti sebanyak dua belas bakul penuh dan sisa-sisa ikan. Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

REFLEKSI / RENUNGAN KITAB SUCI

Menurut KBBI: Diskresi adalah kebebasan mengambil keputusan sendiri dalam setiap situasi yang dihadapi.
Bagaimana Yesus dan para murid memutuskan/berdiskresi memberi makan orang banyak, dengan segala kendala yang ada? 

Seruan “Jangan membuang makanan”, pasti sudah sering didengar dan menjadi kesadaran bersama umat KAJ, khususnya dalam menangani masalah stunting (anak-anak kurang gizi kronis).

Kebanyakan anak-anak jaman sekarang makan processed-food, makanan instan, serba manis dan asin. Tidak heran apabila nanti banyak anak menderita diabetes dan hipertensi di usia dini. Di Indonesia jumlah kasus pada anak terus bertambah setiap tahun secara signifikan.

Ini sesungguhnya adalah masa depan Gereja yang rusak. Bayangkan kalau 10 tahun lagi, aktivis-aktivis muda Gereja sulit beraktivitas dengan baik karena menderita penyakit serius. Apakah kita harus menunggu sakit dahulu baru makan sehat? Paradigmanya bisa dibalik, sekarang kita makan sehat untuk mencegah sakit/penyakit.

Kita perlu membiasakan diri kembali dengan makanan alami, misal jagung rebus, ubi rebus (pangan lokal) dan dapat dijadikan new life style di lingkungan tempat tinggal kita. Gerakan makan sehat sejalan dengan program pemerintah, Indonesia Emas 2045 bukan sebaliknya Indonesia Cemas 2045. Makan sehat bergizi, intinya adalah makanan makin sedikit diproses, maka makin sehatlah dia, makin panjang prosesnya, makin hilang gizinya.

KISAH INSPIRATIF

(https://www.youtube.com/watch?v=EqZWhgfVQ9U)

Makanan penting bagi setiap orang, khususnya bagi anak-anak dan remaja pada masa pertumbuhan. Pertanyaannya adalah makanan yang seperti apa yang dibutuhkan? Karena makanan ibaratnya seperti pisau yang dapat digunakan untuk mengupas kulit buah atau juga untuk menyakiti orang. Artinya makanan kita bisa menjadi sumber kesehatan atau sumber penyakit.

Saat ini, banyak jenis makanan yang ditawarkan kepada kita, dimana kita harus pandai memilih untuk menjaga keseimbangan gizi bagi tubuh kita. Makanan cepat saji dipromosikan kepada anak-anak, atau remaja dengan cara menyenangkan dan menarik. Namun sayangnya banyak dari makanan maupun minuman yang diolah secara berlebihan ini dipenuhi gula, garam dan lemak yang tidak sehat. Hal ini dapat memberikan dampak pada kesehatan anak- anak/remaja.

Berdasarkan data di Indonesia, anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas telah meningkat drastis selama 20 tahun terakhir. Hal ini mengakibatkan resiko yang serius seperti diabetes, penyakit jantung, darah tinggi, kanker dan berbagai penyakit berbahaya lainnya saat dewasa nanti. Masalah gizi menjadi salah satu contoh yang terjadi di sekitar kita diantara banyak masalah lain yang dapat kita bantu sebagai perwujudan Gerakan Kepedulian Transformatif (GKT). (https://www.tiktok.com/@duniaparenting/video/744373715126878 5463?_r=1&_t=8rwCoTEMqfw)

IMPLEMENTASI PASTORAL

Proses Analisis Sosial kali ini adalah kita ingin menjawab sebuah pertanyaan: Apa yang dapat kita lakukan secara nyata untuk menolong sesama kita terbebaskan dari realitas penderitaan atau kekurangan gizi? Tentu tidak semua penderitaan dapat kita tolong.

Pada tahap ini kita melakukan analisis yang lebih mendalam untuk menemukan:

  1. Siapa yang akan kita prioritaskan untuk ditolong?
  2. Apa kesulitan konkretnya?
  3. Apa yang menjadi penyebab penderitaan tersebut?
  4. Kekuatan yang dimiliki oleh saudari-saudara kita itu
  5. Komunitas dan lingkungan kita ingin membantu sejauh apa(target) sambil memperhitungkan kemampuan kita?

DINAMIKA KELOMPOK (Sharing Iman) 

(Fasilitator dan peserta pertemuan berbagi cerita) 

Dari semua sharing pengalaman dan pengamatan terkait realitas penderitaan di sekitar kita (pada pertemuan II), komunitas dan lingkungan membuat kesepakatan dan memutuskan akan melakukan Gerakan Kepedulian Transformatif (GKT) kepada siapa dengan mendiskusikan 5 poin di atas.

GKT yang diputuskan harus konkret, realistis diwujudkan dalam jangka waktu 5-7 bulan. Untuk mempermudah dalam memilih masalah paling penting, fasilitator menjelaskan alat bantu dalam memilih masalah paling penting berupa Tolok Ukur.

Tolok Ukur dalam memilih masalah paling penting tersebut adalah:

  1. Mempengaruhi hajat hidup orang banyak
  2. Masalah penting dan mendesak untuk segera diselesaikan.
  3. Masalahnya sangat diresahkan orang banyak, sedang hangat atau sedang menjadi perhatian masyarakat.
  4. Bisa dikerjakan, bisa diselesaikan, ada peluang membangun perubahan perilaku dan kebijakan.
  5. Masalah sangat menarik dan menarik orang lain untuk ikut terlibat dalam kegiatan atau karya sosial yang akan dilakukan.
  6. Masalah yang terpilih memiliki keterkaitan dan memiliki pengaruh positif dengan keempat masalah lain, atau berdampak positif pada penyelesaian keempat masalah yang lain.

DOA UMAT

Fasilitator memulai doa singkat, kemudian mempersilahkan umat yang tergerak untuk berdoa spontan dan dilanjutkan dengan doa Bapa Kami + Salam Maria

REFLEKSI PENUTUP (dibacakan saja)

Berfirmanlah Allah, “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuhan yang menghasilkan biji di seluruh muka bumi dan segala pohon yang buahnya berbiji. Semua itu menjadi makananmu. (Kej 1:29)

DOA PENUTUP

Allah Bapa Yang Mahabaik, terima kasih atas Firman-Mu yang menerangi pikiran dan hati kami, mampukan kami sehingga kami menjadi peka akan kasih-Mu dan untuk kami dapat menentukan Gerakan Kepedulian Transformatif kepada sesama yang membutuhkan pertolongan sesuai dengan kerelaan dan kemampuan kami. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin

Lembar Tayang

Video Pengarahan Sosialisasi Pertemuan Ketiga

Pertemuan dan Bahan Lainnya

Berikut ini Tema Pertemuan Per Minggu, silahkan klik sesuai dengan minggu pertemuan:

  1. Pertemuan I: Spiritualitas Inkarnasi & Belarasa (klik disini)
  2. Pertemuan II: Melihat dengan Mata Hati (klik disini)
  3. Pertemuan IV: Merencanakan Aksi Nyata (klik disini)

Atau Kembali ke halaman utama (klik disini)