Berita dan Artikel

Pertemuan Pertama Bulan Kitab Suci Nasional 2023

Pertemuan Pertama - Kasih Allah Menggerakkan Evangelisasi Diri

Tema besar Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2023 adalah “Allah Sumber Kasih dan Keselamatan”. Saat ini, dunia sedang memasuki masa pemulihan dari krisis akibat pandemi Covid-19. Pandemi telah membangkitkan solidaritas antar sesama bagi kebaikan semua orang. Namun, pandemi juga telah membuat semua orang menjadi rentan, terpapar, dan rapuh. Kerapuhan dan kerentanan manusia justru membawa kita pada visi baru masa depan kehidupan yang menuntut keberanian untuk bertobat, agar kesejahteraan bersama dapat diperoleh.

Sebagai murid Kristus, kita memiliki tanggung jawab untuk memelihara kehidupan. Pada pertemuan pertama ini, kita diajak belajar dari Yunus yang memiliki pemikiran dan kemauan sendiri yang berseberangan dengan kehendak dan kemauan Allah. Kita juga diajak menyadari bahwa meskipun Nabi Yunus lari menjauh dari Tuhan, Tuhan terus mencarinya dengan kasih.

Kita yang rapuh, tetap dicari dan dikasihi untuk dimampukan menjadi alat-Nya. Allah menggerakan kita untuk menginjili diri sendiri dengan mengakui-Nya sebagai Tuhan di tengah-tengah masyarakat. Kita secara khusus dipanggil secara pribadi untuk mewartakan kabar sukacita Injil, agar dapat mewartakan kesaksian tentang Allah di tengah masyarakat demi membangun kesejahteraan bersama.

Konteks

Perikop pada pertemuan pertama ini dari kitab Yunus 1:1 – 17. Perikop ini menggambarkan pergulatan dan pemberontakan Yunus ketika Tuhan mengutusnya pergi ke Niniwe, ibu kota Asyur, untuk mempertobatkan penduduknya. Namun, alih-alih pergi ke Niniwe, Yunus berusaha lari dari Tuhan ke arah sebaliknya. Yunus pergi ke kota Tarsis. Namun, Tuhan tetap mencari Yunus untuk dijadikan alat kasih-Nya. Melalui pengalaman menjauh dari Allah, Yunus ditantang untuk taat pada rencana kasih Allah. Pada akhirnya, kasih Allah inilah yang mendorong Yunus untuk mengakui Tuhan di tengah-tengah bangsa asing sebagai bentuk dari penginjilan terhadap dirinya sendiri.

Membaca teks secara mendalam

Dari perikop ini, kita mendapat inspirasi bahwa yang dapat dilakukan oleh orang beriman ketika badai krisis kehidupan menerpa dirinya adlaah berseru kepada Tuhan, takut akan Tuhan, membuang beban-beban dosa untuk meringankan kapal kehidupan dan mempercayai keterlibatan serta kuasa Tuhan. Yunus melakukan evangelisasi di atas kapal dan dampak positif evangelisasinya sungguh di luar dugaan. Kita diminta untuk membuka telinga, pikiran, dan hati serta kehendak untuk terus menerus diperbarui dan diingatkan oleh Tuhan melalui firman-Nya dan sesama, agar kita dapat berperan secara benar sebagai nabi-nabi Allah yang membawa kesejahteraan bersama – inilah evangelisasi diri.

Beberapa poin yang diperoleh dari perikop ini adalah sebagai berikut.

  1. Yunus adalah seorang nabi yang sekiranya hidup di abad ke-8 SM saat Kerajaan Asyur mendominasi wilayah Timur Tengah. Tuhan mengutus Yunus untuk pergi ke kota Niniwe ibu kota Kerajaan Asyur dan menyerukan pertobatan di sana. Yunus adalah seorang nasionalis (Israel).
  2. Yunus malah pergi ke arah yang berseberangan, yaitu Tarsis. Misi yag harus ditempuh sekitar 1.120 km ke arah Timur, dihindari sejauh kurang lebih 5.300 km ke arah Barat. Gambaran ini menunjukkan bahwa Yunus menjauhkan diri secara rohani dan fisik dari Tuhan, dan Niniwe.
  3. Gambaran kerapuhan manusia yang semakin merosot dan menjauh secara fisik terhadap Allah dan sesamanya juga terlihat. Bukannya melayani Tuhan, Yunus malah melarikan diri dengan mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.
  4. Tuhan menurunkan badai angin ribut. Reaksi atas badai angin ribut itu sangat berbeda antara awak kapal dan Yunus. Awak kapal yang takut, berseru kepada allah mereka dengan doa, dan berusaha menyelamatkan kapal dengan membuang isi muatan. Sebaliknya Yunus mencari ketenangan dan kenyamanan dengan tidur nyenyak dalam ruang kapal yang paling bawah.
  5. Nakhoda kapal itu bukan orang Ibrani dan tidak mengenal Allah Israel, tapi dia malahan berseru minta tolong kepada dewanya. Sementara Yunus seperti tidak peduli dengan situasi yang ada, tidak memiliki harapan hidup, apalagi berdoa kepada Tuhan untuk menyelamatkan – kelihatan sang nakhoda lebih “religius” daripada Yunus.
  6. Para awak kapal memutuskan untuk membuang undi. Pada umumnya membuang undi dalam Perjanjian Lama selalu berhubungan dengan Allah, mengandung arti meminta petunjuk Tuhan untuk menyelesaikan perkara yang sedang terjadi. Sekali lagi para awak kapal yang adalah orang-orang asing memberikan pelajaran bagi Yunus bagaimana seharusnya meminta nasehat kepada Yang Ilahi.
  7. Ketika para awak kapal menanyakan apa yang harus mereka perbuat supaya laut tidak mengamuk lagi, Yunus meminta agar dirinya dibuang ke laut. Namun para awak kapal tidak langsung membuang Yunus ke laut, mereka masih berusaha dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, meski akhirnya mereka tidak sanggup.
  8. Yunus mengalami pengalaman dikasihi oleh orang-orang yang baru dikenalnya ini, meski dialah penyebab semua kekacauan yang terjadi. Hal yang mengejutkan adalah para awak kapal berseru kepada TUHAN, Allahnya Yunus. Secara tidak sadar, Yunus membawa para awak kapal kepada pertobatan.
  9. Sekali lagi Yunus meminta agar dirinya dibuang ke laut. Para awak kalap meluluskan permintaan Yunus itu. Laut segera menjadi reda. Para awak kapal menjadi sangat takut kepada Tuhan, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi Tuhan serta mengikrarkan nazar. Para awak kapal mulai saat itu beriman pada Tuhan karena peristiwa Yunus.

Pertanyaan Mendalam

  1. Sebagai orang beriman, apakah yang biasanya saya lakukan ketika badai krisis kehidupan menerpa diri saya?
  2. Apakah saya sudah melakukan evangelisasi diri, terus menerus diperbarui dan diingatkan Tuhan melalui Firman-Nya dan sesama, serta mewartakan kebenaran Firman Tuhan sekalipun kita sedang berada dalam kerapuhan?
  3. Apakah saya membiarkan Allah yang pengasih dan penyayang ini mengisi suara hati dan tindakan saya demi mewujudkan kesejahteraan bersama?

Materi Tayang Pertemuan Pertama

Materi Pertemuan Lainnya

  1. Pendahuluan (Klik Disini)
  2. Pertemuan Kedua (Klik Disini)
  3. Pertemuan Ketiga (Klik Disini)
  4. Pertemuan Keempat (Klik Disini)