Pertemuan Ketiga - Kasih Allah Menyelamatkan
Saat ini masyarakat dunia sedang berupaya untuk bangkit dari keterpurukan, kepedihan, dan krisis akibat pandemi. Banyak yang berhasil bangkit, tetapi tidak sedikit di antara mereka yang kemudian berhadapan dengan kenyataan pahit dan bahkan kehilangan harapan hidup.
Dalam pertemuan ketiga ini, kita akan mendalami sub tema, “Kasih Allah Menyelamatkan”. Kita diajak untuk senantiasa bersyukur atas rahmat kehidupan yang telah dicurahkan oleh Allah hingga saat ini, betapa pun beratnya tantangan hidup kita. Allah sendiri berjanji melalui Nabi Yoel bahwa Ia tidak akan tinggal diam, sebaliknya Ia akan memberikan apa yang dibutuhkan umat-Nya dan memulihkan hidup kita.
Konteks
Nabi Yoel meyakinkan dan menghibur umat Allah yang baru kembali dari pembuangan dengan menegaskan janji Tuhan bahwa tanah air mereka akan kembali seperti semula dan keadaan mereka akan dipulihkan. Istilah “memulihkan” memiliki arti “mengganti rugi” sebagaimana dapat kita temukan dalam Kel. 22: 1. Kehancuran umat akibat invasi tentara Babel dianggap sebagai “kerugian”. Kerugian inilah yang diganti oleh Allah, kehancuran inilah yang akan dipulihkan oleh Allah. Allah memulihkan keadaan umat-Nya untuk menunjukkan “belas kasihan kepada umat-Nya” (Yl. 2: 18). Allah itu “pengasih dan penyayang, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia” (Yl. 2: 13)
Membaca teks secara mendalam
Beberapa poin yang diperoleh dari perikop ini adalah sebagai berikut.
- Nubuat Yoel dalam 2:23-27 dibuka dengan ajakan untuk bersukacita. Alasannya adalah kehadiran Tuhan sendiri. Tuhan hadir dan telah melakukan sesuatu demi kepentingan umat-Nya. Tuhan juga akan menyelamatkan mereka. Keselamatan dipahami sebagai pemulihan. Memulihkan dapat berarti mengganti rugi apa yang telah hilang atau rusak.
- Di tengah kesulitan, kita kadang menginginkan kehidupan yang lain. Akan tetapi, Nabi Yoel mengajak kita untuk bersyukur atas kehidupan yang sudah diperoleh sampai saat ini. Melihat karya Tuhan di masa lalu, membantu umat masa kini untuk memiliki harapan. Harapan terungkap dalam sebuah keyakinan bahwa Tuhan akan mengirimkan ‘hujan’. Ia akan membalikkan ‘kekeringan’ dan memberkati umat-Nya dengan kemakmuran berupa melimpahnya hasil gandum, anggur, dan minyak (ayat 24).
- Tuhan berjanji, “Aku akan memulihkan kepadamu”, yang berarti bahwa Tuhan akan mengganti kerugian yang diderita umat-Nya. Nabi Yoel menggunakan serangan belalang untuk menggambarkan serangan pasukan musuh yang menyebabkan kehancuran Yerusalem dan penderitaan terhadap penduduknya. Pemulihan yang dilakukan Tuhan jauh lebih besar bahkan bisa berkali-kali lipat daripada kesulitan yang telah dialami bangsa Israel. Pemulihan Tuhan membawa kemakmuran dan kehormatan bagi umat-Nya.
- Melalui peristiwa pemulihan, Allah mengajak umat-Nya untuk mengetahui bahwa Ia ada dan hadir di tengah-tengah mereka; Ia menyertai mereka yang sedang dalam kesusahan. Bahkan, pemulihan tersebut dilakukan untuk menyatakan karakter-Nya sendiri sebagai Allah yang “pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia” dan memiliki “belas kasihan kepada umat-Nya. Karena itulah, mereka harus tahu dan sadar bahwa tidak ada Allah lain selain Dia. Hanya Tuhan-lah yang layak untuk disembah dan dipuji, bukan pemberiannya.
Pertanyaan Mendalam
- Pelajaran penting apa saja yang dapat saya petik selama melewati masa-masa sulit?
- Pada saat apa saja saya menyadari kehadiran Allah dalam hidup saya, khususnya selama masa-masa sulit?
- Apakah saya menyadari bahwa Allah sering kali memulihkan kondisi saya dari keterpurukan?
Materi Tayang Pertemuan Ketiga
Materi Pertemuan Lainnya
- Pendahuluan (Klik Disini)
- Pertemuan Pertama (Klik Disini)
- Pertemuan Kedua (Klik Disini)
- Pertemuan Keempat (Klik Disini)