Berita dan Artikel

Pertemuan Pertama Bulan Kitab Suci Nasional 2025

Pertemuan Pertama BKSN 2025 - Pembaruan Relasi dengan Diri Sendiri

Peserta semakin menyadari bahwa Allah menghendaki manusia mengalami pembaruan relasi dengan diri sendiri, dengan bertobat dan kembali kepada jatidirinya sebagai anak Allah.

Pembuka

Saudari-saudara terkasih, dalam Bulla “Spes Non Confundit” (Harapan Tidak Mengecewakan), Paus Fransiskus mengungkapkan harapannya agar Tahun Yubileum, yang beberapa bulan lagi akan berakhir, menjadi momen perjumpaan kita pribadi dengan Tuhan Yesus, pintu keselamatan kita, yang selalu diwartakan oleh Gereja sebagai pengharapan kita (SNC 1).

Memang kita tidak lepas dari kecenderungan untuk berdosa, namun kita memiliki pengharapan bahwa Allah senantiasa menawarkan pengampunan dan penghiburan ketika kita datang kepada-Nya dengan hati terbuka dan kehendak untuk bertobat (SNC 23). Allah memanggil kita untuk menjalani pembaruan hidup, dengan cara memperbarui relasi dengan diri sendiri, sesama, keluarga, dan Allah.

Dua orang nabi yang berkarya pada zaman sesudah pembuangan, yaitu Zakharia dan Maleakhi menyampaikan seruan tentang pembaruan hidup kepada orang-orang Yahudi, bangsa yang dipilih Allah menjadi Umat-Nya. Mereka diingatkan untuk hidup sesuai dengan jatidiri mereka, hidup taat pada Sabda Allah. Seruan kedua nabi inilah yang akan kita renungkan pada Bulan Kitab Suci Nasional tahun 2025 ini, yang temanya adalah “Allah Sumber Pembaruan Relasi Dalam Hidup”.

Marilah kita siapkan hati dan pikiran untuk memulai pertemuan ini dengan lagu pembuka.

Lagu Pembuka - Tetap Setia atau Tuhan Yesus, Kasihani Aku (PS 562)

Tanda Salib, Salam dan Pengantar

P : † Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

U : Amin.

P : Semoga Tuhan beserta kita.

U : Sekarang dan selama-lamanya.

Pada tahun 538 SM Raja Persia yang bernama Koresh, mengizinkan semua bangsa yang dibuang ke Babel untuk pulang ke negeri mereka masing-masing, termasuk orang Yehuda. Banyak orang Yehuda kembali ke tanah air mereka dengan harapan bahwa mereka akan memperoleh kembali kehidupan seperti saat sebelum pembuangan. 

Tetapi kenyataan yang mereka lihat di kota Yerusalem membuat mereka kecewa, karena kota suci itu porak poranda, tembok kota hancur bahkan Bait Allah-pun sudah dirobohkan. Menghadapi situasi sulit itu, muncul pro-kontra untuk membangun kembali Bait Allah. Musim kering yang panjang membuat perekonomian berantakan. Dalam keadaan terjepit ini mereka sibuk mengurusi kepentingan pribadi dahulu dan mengabaikan pembangunan Bait Allah sehingga mangkrak hampir 20 tahun.

Bersama dengan Nabi Hagai, Nabi Zakharia memberikan semangat kepada orang Yahudi untuk menyelesaikan pembangunan Bait Allah itu. Namun, untuk memperoleh keselamatan itu mereka harus memperhatikan hidup mereka. Mereka harus berdamai dengan diri mereka sendiri melalui jalan pertobatan, menyadari siapa identitas/jatidiri mereka, belajar dari pengalaman masa lalu, serta memandang masa depan dengan penuh iman dan harapan pada Allah.

Pada pertemuan pertama ini kita menggunakan metode Bible as a mirror and as a window. Dengan kemiripan situasi yang kita hadapi saat ini, kita mau menjadikan kisah dalam Kitab Suci sebagai cermin (mirror) untuk ber-refleksi dan melihat kelemahan serta pergumulan kita. Juga, dengan membaca Sabda Tuhan kita bagai sedang melayangkan pandangan kita melalui jendela (window) untuk bisa melihat rencana dan kebaikan Tuhan.

Doa Pembuka

P : Marilah kita berdoa.

P+U : Allah Bapa yang Maha Kuasa dan Kekal, kami bersyukur karena Engkau senantiasa mendampingi hidup kami. Kami akan mengawali Bulan Kitab Suci Nasional BKSN 2025 yang bertema “Allah Sumber Pembaruan Relasi Dalam Hidup”. Kami mohon, bantulah kami untuk memahami sabda-Mu yang disampaikan oleh Nabi Zakharia dalam pertemuan pertama ini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Pendalaman Kitab Suci

Pembacaan Teks (Za. 1:1-6)

P : Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan

1Dalam bulan kedelapan pada tahun kedua pemerintahan Darius datanglah firman TUHAN kepada Nabi Zakharia bin Berekhya bin Ido bunyinya, 2“TUHAN sangat murka terhadap nenek moyangmu. 3Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN Semesta Alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN Semesta Alam, maka Aku pun akan kembali kepadamu, firman TUHAN Semesta Alam. 4Janganlah kamu seperti nenek moyangmu yang diperingatkan oleh para nabi yang dahulu dengan berkata: Beginilah firman TUHAN Semesta Alam: Berbaliklah dari tingkah lakumu yang jahat dan perbuatanmu yang busuk! Tetapi, mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau menghiraukan Aku, demikianlah firman TUHAN. 5Nenek moyangmu, di mana mereka? Para nabi, apakah mereka hidup untuk selama-lamanya? 6Tetapi, firman dan ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepada hamba-hamba-Ku, para nabi, bukankah itu telah mendatangkan akibat bagi nenek moyangmu itu? Bukankah mereka bertobat serta berkata: Sebagaimana TUHAN Semesta Alam bermaksud untuk bertindak terhadap kita sesuai dengan tingkah laku dan perbuatan kita, demikianlah Ia bertindak terhadap kita?”

P : Demikianlah sabda Tuhan

U : Syukur kepada Allah

Pendalaman Teks

  1. Kapankah firman TUHAN datang kepada Nabi Zakharia? Lihat ayat 1.
  2. TUHAN mengajak orang Yahudi untuk melakukan tindakan apa? Dan mengapa tindakan itu penting? Lihat ayat 3.
  3. Mengapa TUHAN sangat murka terhadap nenek moyang orang Yahudi? Lihat ayat 4.
  4. Apa yang dikatakan oleh orang Yahudi yang mengakui kebenaran firman TUHAN yang disampaikan Zakharia? Lihat ayat 6b.

Penjelasan Teks

Saudari-saudara yang terkasih, setelah kita mendalami teks, serta membagikan pengertian kita masing-masing, marilah kita lihat beberapa poin berikut:

  1. Firman TUHAN datang kepada Nabi Zakharia pada bulan kedelapan tahun kedua pemerintahan Darius (520 SM). TUHAN mengutusnya untuk mengingatkan orang Yahudi yang telah kembali dari pembuangan, bahwa di masa lampau nenek moyang mereka telah dihukum karena ketidaktaatan mereka (ay. 2). Mereka diajak untuk mengingat relasi TUHAN dengan bangsa pilihan ini. TUHAN telah membebaskan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir dan mengangkat mereka menjadi umat pilihan-Nya. Ia memberikan Kanaan sebagai tempat tinggal mereka. Semua ini jelas menunjukkan bahwa TUHAN mengasihi mereka.
  2. Mengapa TUHAN sampai murka kepada nenek moyang orang Yahudi? TUHAN murka karena nenek moyang mereka selalu memberontak kepada TUHAN, antara lain dengan menyembah berhala-berhala (Yeh. 20:8,16) melanggar hukum-Nya (Yeh. 20:21), berbuat tidak adil dan menindas orang kecil. Melalui nabi-nabi-Nya, TUHAN berulang kali memanggil mereka untuk berbalik dari tingkah laku mereka yang jahat dan perbuatan mereka yang busuk! Tetapi, mereka tidak mau mendengar dan tidak mau menghiraukan-Nya (ay. 4). Sekarang, melalui Zakharia, TUHAN berfirman kepada orang-orang Yahudi, “Kembalilah kepada-Ku, maka Aku pun akan kembali kepadamu” (ay. 3).
  3. Kembali kepada Allah berarti hidup sesuai dengan jati diri sebagai Umat TUHAN, serta hidup menurut ketetapan dan hukum-Nya. Allah ingin bangsa pilihannya belajar dari masa lalu, termasuk jatuh bangunnya, supaya tidak mengulang kesalahan yang sama seperti nenek moyang mereka. Peringatan para nabi kepada nenek moyang mereka masih tetap berlaku untuk mereka (ay. 5), sebab firman Allah yang mereka sampaikan tidak ikut mati. Firman itu tetap ada bersama dengan Allah yang abadi (ay. 6). Sesudah mendengar seruan Zakharia orang Yahudi mengakui kebenaran firman TUHAN yang disampaikannya lalu bertobat. Pertobatan itu harus diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan yang benar kepada Allah dan sesama (ay. 6b).
  4. Tindakan penghukuman dan pemulihan Allah harus dipahami dalam konteks Allah yang mengasihi. Allah ingin kita menjadi lebih baik. Yesus sendiri telah datang ke dunia untuk kembali menyerukan pertobatan, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Luk. 5:32). Dalam pertobatan setiap pengikut Kristus harus melawan keinginan manusiawi dan kecenderungan kepada dosa. Allah akan memberikan pertolongan, sehingga kita dapat hidup benar dan bahagia.
  5. "Pembaruan relasi dengan diri sendiri" merupakan suatu proses awal untuk memperbaiki diri. Di tengah kesibukan dan carut marut kota besar seperti Jakarta, Tangerang dan Bekasi, banyak orang malah kesepian, mentalnya sungguh hancur dan rohaninya kering. Mereka harus diajak untuk mengenali dirinya sendiri, menerima kekurangan, berdamai dengan masalah kita, mengampuni orang-orang yang pernah menyakiti kita, serta merawat kesehatan mental dan emosional. Upaya ini dilakukan dengan kesadaran agar hidup kita bisa lebih bahagia dan lebih damai.

Sharing dan Aksi Nyata

  1. Apa yang akan Anda lakukan untuk bertobat dan memperbarui diri?
  2. Hambatan apa yang biasanya Anda alami ketika hendak bertobat, dan bagaimana Anda menyikapinya?
  3. Manusia diajak berproses dan menemukan semangat untuk membangun kembali kehidupan mereka. Ceritakan pengalaman Anda berhadapan dengan kekecewaan, kegagalan, sakit atau pergumulan hidup lainnya dan bagaimana Anda bisa bangkit kembali.

Doa Umat

Doa, sebagai tanggapan terhadap firman yang sudah didengarkan. Doa umat ditutup dengan doa Bapa Kami.

Penutup

Doa Penutup

P : Marilah kita berdoa

P+U : Allah yang maha kuasa, kami telah merenungkan sabda-Mu, yang mengingatkan kami untuk mengupayakan pembaruan relasi dengan diri sendiri, dengan jalan bertobat dan kembali pada jatidiri kami sebagai anak-Mu. Bantulah kami untuk senantiasa mengandalkan Dikau sebagai sumber pembaruan hidup. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Berkat dan Pengutusan

P : Marilah kita memohon berkat Tuhan.

P : Semoga Tuhan beserta kita.

U : Sekarang dan selama-lamanya.

P : Semoga kita sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati Allah yang maha kuasa. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh kudus.

U : Amin.

P : Pertemuan pertama Bulan Kitab Suci Nasional 2025 sudah selesai.

U : Syukur kepada Allah

Lagu Penutup

Mengucap Syukur atau Yesus Kau Kehidupanku (PS 541)

Materi Pertemuan Bulan Kitab Suci Nasional 2025

  1. Pengantar BKSN 2025 (Klik Disini)
  2. Pertemuan II: Pembaruan Relasi dengan Sesama. (Klik Disini)
  3. Pertemuan III: Pembaruan Relasi dengan Keluarga (Klik Disini)
  4. Pertemuan IV: Pembaruan Relasi dengan Allah. (Klik Disini)