Berita dan Artikel

Pertemuan Kedua Bulan Kitab Suci Nasional 2025

Pertemuan Kedua BKSN 2025 - Pembaruan Relasi dengan Sesama 

Peserta semakin menyadari bahwa ibadah yang sejati kepada Allah senantiasa disertai dengan tindakan yang penuh kasih sayang kepada sesama.

Pembuka

Di Jakarta, Tangerang dan Bekasi, terdapat banyak kegiatan religius, seperti perayaan hari-hari besar agama, ziarah Porta Sancta dan berbagai upacara keagamaan. Namun, kita mungkin terjebak dalam rutinitas ritual tanpa mempertimbangkan makna sejatinya.

Misalnya, apakah kita hanya berpuasa atau berdoa karena itu adalah kewajiban agama ataukah kita melakukannya untuk benar-benar mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperbaiki hubungan dengan sesama?

Paus Fransiskus pun menyampaikan permohonannya kepada kita dan seluruh umat bahwa perhatian khusus harus diberikan kepada semua orang yang berada dalam situasi sulit, yang mengalami kelemahan, terutama mereka yang terkena penyakit atau cacat yang sangat membatasi kemandirian dan kebebasan pribadi mereka (Spes Non Confundit 11).

Melalui bacaan dari Zakharia 7:1–14, kita diingatkan bahwa Ibadah yang sejati kepada Allah harus menumbuhkan belas kasih, menggerakkan hati, dan mewujud dalam tindakan nyata, antara lain dengan memberikan bantuan kepada mereka yang miskin dan mengalami sakit serta cacat. Iman sejati yang kita hidupi harus mendorong kita keluar dari zona nyaman, untuk menjadi pembawa harapan dan kasih bagi mereka yang paling rentan di tengah

masyarakat.

Marilah kita siapkan hati dan pikiran untuk memulai pertemuan ini dengan lagu pembuka.

Lagu Pembuka - Alangkah bahagianya (PS 619)

do=d 4/4 T=104

Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai
di dalam persaudaraan bagai minyak yg harum
Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

Ibarat embun yg segar pada pagi yg cerah
laksana anggur yg lezat kan pemuas dahaga
Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

Begitulah berkat Tuhan dengan berlimpah ruah
turun ke atas mereka kini dan selamanya
Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

Tanda Salib, Salam dan Pengantar

P : † Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

U : Amin.

P : Semoga Tuhan beserta kita.

U : Sekarang dan selama-lamanya.

Saudari-saudara terkasih, setelah Bait Allah diruntuhkan oleh pasukan Babel pada tahun 587 SM, orang Yahudi berpuasa untuk mengungkapkan kesedihan mereka. Pada zaman nabi Zakharia mereka sedang membangun kembali bangunan suci itu dan pembangunan ini tidak lama lagi akan selesai. Mereka bertanya, “Apakah kami masih perlu berpuasa untuk meratapi keruntuhan Bait Allah?” Nabi Zakharia menjawab pertanyaan itu dengan menunjukkan bagaimana mereka harus menjalankan ibadah yang sejati. Ibadah yang sejati dilakukan sebagai bakti kepada Allah, dan disertai dengan perlakuan penuh kasih kepada sesama. Dalam pertemuan kedua ini kita akan merenungkan seruan Nabi Zakharia mengenai pentingnya ibadah yang sejati, yang disertai dengan pembaruan relasi dengan sesama.

Doa Pembuka

Doa Pembuka

P : Marilah kita berdoa.

P+U : Allah Bapa yang Maha Kuasa dan Kekal, Engkau senantiasa hadir manakala kami hidup dalam kasih. Karena itu Engkau senantiasa mengingatkan kami akan pentingnya ibadah yang sejati, yang disertai pembaruan relasi dengan sesama. Kami mohon, bantulah kami untuk memahami sabda-Mu yang disampaikan oleh Nabi Zakharia dalam pertemuan kedua ini. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.

U : Amin.

Pendalaman Kitab Suci

Pembacaan Teks (Za. 7: 1-14).

P : Marilah kita mendengarkan sabda Tuhan

1Pada tahun keempat pemerintahan Raja Darius datanglah firman TUHAN kepada Zakharia, pada tanggal empat bulan kesembilan, bulan Kislew. 2Adapun penduduk Betel telah mengutus Sarezer dan Regem-Melekh serta orang-orangnya untuk melunakkan hati TUHAN, 3untuk bertanya kepada para imam Rumah TUHAN Semesta Alam dan kepada para nabi, “Haruskah kami menangis dan berpantang pada bulan kelima seperti yang telah kami lakukan selama bertahun-tahun?” 4Datanglah firman TUHAN Semesta Alam kepadaku bunyinya, 5“Katakanlah kepada seluruh rakyat negeri dan kepada para imam: Ketika kamu berpuasa dan meratap pada bulan kelima dan ketujuh selama tujuh puluh tahun ini, apakah kamu sungguh-sungguh berpuasa untuk Aku? 6Ketika kamu makan dan ketika kamu minum, bukankah kamu makan dan minum untuk dirimu sendiri? 7Bukankah itu firman yang telah disampaikan TUHAN dengan perantaraan para nabi yang dahulu, ketika Yerusalem dengan kota-kota di sekelilingnya masih dihuni orang dan sentosa, juga Tanah Negeb dan Syefela masih didiami?” 8Firman TUHAN datang lagi kepada Zakharia bunyinya, 9”Beginilah firman TUHAN Semesta Alam: Tegakkanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kasih setia dan kasih sayang satu sama lain! 10Janganlah menindas janda dan anak yatim, pendatang dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu satu terhadap yang lain.” 11Tetapi, mereka tidak mau menghiraukan, memberontak dengan meninggikan bahunya, dan menulikan telinganya supaya tidak mendengar. 12Mereka membuat hati mereka keras seperti intan, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN Semesta Alam melalui Roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datanglah murka yang hebat dari TUHAN Semesta Alam. 13“Sama seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku juga tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN Semesta Alam. 14Oleh sebab itu Aku menyerakkan mereka dengan angin badai di antara segala bangsa yang tidak mereka kenal. Sesudahnya tanah itu menjadi sunyi sepi, sehingga tidak ada yang lalu-lalang di sana. Demikianlah mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi.”

P : Demikianlah sabda Tuhan

U : Syukur kepada Allah

Pendalaman Teks

  1. Peristiwa apa yang melatarbelakangi datangnya firman TUHAN kepada Nabi Zakaria? Lihat ayat 2-3.
  2. Mengapa puasa yang diadakan oleh orang Yahudi tidak disukai TUHAN? Lihat ayat 5-6.
  3. Puasa seperti apakah yang dikehendaki oleh TUHAN ? Lihat ayat 9-10.
  4. Apa akibat yang harus ditanggung oleh nenek moyang orang Yahudi karena mengabaikan puasa yang benar? Lihat ayat 12-14.

Penjelasan Teks

Saudari-saudara yang terkasih, setelah kita mendalami teks, serta membagikan pengertian kita masing-masing, marilah kita lihat beberapa poin berikut:

  1. Hukum Taurat mewajibkan puasa sehari setiap tahun, pada Hari Raya Pendamaian yang jatuh pada bulan ke-7. Namun, pada zaman pembuangan, orang Yahudi menambahkan puasa pada bulan ke-5 dan bulan ke-7. Puasa pada bulan ke-5 diadakan sebagai tanda perkabungan atas hancurnya Bait Allah (587 SM), sedangkan puasa pada bulan ke-7 diadakan sebagai tanda perkabungan atas kematian Gedalya, gubernur Yudea setelah negeri itu jatuh ke tangan Babel (2Raj. 25:25; Yer. 41:1-3). Setelah kembali dari pembuangan, mereka masih melaksanakan kedua puasa perkabungan itu. Bait Allah akan segera selesai dibangun. Apakah mereka perlu terus melaksanakan puasa perkabungan atas runtuhnya Bait Allah? (ay. 2-3).
  2. Orang Yahudi di Betel mengutus Sarezer dan Regem-Melekh untuk menyampaikan persoalan ini kepada para imam Bait Allah dan para nabi. Sebagai tanggapan, Allah kembali berfirman kepada Zakharia (ay. 1). Ada dua hal yang disampaikan. Pertama, Allah menyampaikan kekeliruan orang Israel ketika berpuasa (ay. 5). Puasa yang dimaksudkan adalah puasa perkabungan atas hancurnya Bait Allah dan wafatnya Gedalya. Ketika berpuasa, orang seharusnya mengarahkan hati kepada Allah, bukan pada yang lain. Puasa itu mereka lakukan demi kepentingan diri sendiri, sama dengan makan dan minum (ay. 6). Para nabi yang berkarya sebelum pembuangan sudah menyampaikan peringatan mengenai puasa seperti itu (ay. 7).
  3. Allah menyampaikan puasa yang dikehendaki-Nya (ay. 8). Puasa itu dilaksanakan dengan menegakkan hukum yang adil, menunjukkan kasih sayang kepada sesama (ay. 9), mengasihi para janda, anak yatim, pendatang dan orang miskin, serta tidak merancang kejahatan (ay. 10). Namun, kehendak Allah ini tidak diindahkan oleh leluhur mereka dahulu (ay. 11-12). Pada hari puasa mereka masih berlaku zalim kepada sesama. Akibatnya, sama seperti mereka tidak menghiraukan Allah, begitu pun Allah tidak menghiraukan mereka. Ia menyerahkan mereka ke tangan musuh yang menghancurkan negeri mereka dan membuang mereka (ay. 13-14).
  4. Allah mengasihi semua manusia, namun memberi perhatian istimewa kepada orang-orang miskin dan menderita. Sepantasnya kita menjadikan kasih Allah sebagai pedoman hidup. Kita merasa gembira ketika melakukan sesuatu yang juga dilakukan oleh Allah, dan memperhatikan orang-orang yang juga diperhatikan oleh Allah. Dalam sabda-Nya mengenai pengadilan terakhir, Yesus mengingatkan para murid untuk memberi makan orang lapar, memberi minum orang haus, memberi pakaian kepada orang telanjang, serta mengunjungi orang yang sakit dan yang dipenjara (Mat. 25:31-46). Semua orang yang menderita itu adalah saudara-saudara Kristus sendiri. Mengasihi Kristus berarti juga mengasihi saudara-saudara-Nya.

Sharing dan Aksi Nyata

  1. Apakah Anda beribadah hanya untuk memenuhi kewajiban atau berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan dan menerapkan ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari?
  2. Apakah Anda peduli dan merasakan penderitaan orang lain di sekitar Anda?
  3. Apakah Anda terbuka untuk menerima teguran atau nasihat, baik dari Tuhan maupun dari orang lain, tentang sikap hati Anda terhadap sesama?
  4. Apa yang akan Anda upayakan untuk melaksanakan ibadah yang semakin sesuai dengan kehendak Allah?

Doa Umat

Doa umat sesuai dengan ujud masing-masing, termasuk mendoakan agar bersedia menerima tugas dan perutusan dalam lingkungan dan masyarakat. Doa umat ditutup dengan doa Bapa Kami.

Penutup

Doa Penutup

P : Marilah kita berdoa

P+U : Allah yang maha kuasa, kami telah merenungkan sabda-Mu, yang mengingatkan kami untuk melaksanakan ibadah yang sesuai dengan kehendak-Mu. Kami percaya bahwa Engkau adalah sumber pembaruan relasi dalam hidup kami. Bantulah kami untuk melaksanakan ibadah yang disertai pembaruan relasi dengan sesama, yang terwujud dalam tindakan kasih kepada sesama, terutama yang lemah, miskin, mengalami sakit dan cacat. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Berkat dan Pengutusan

P : Marilah kita memohon berkat Tuhan.

P : Semoga Tuhan beserta kita.

U : Sekarang dan selama-lamanya.

P : Semoga kita sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati Allah yang maha kuasa. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh kudus.

U : Amin.

P : Pertemuan kedua Bulan Kitab Suci Nasional 2025 sudah selesai.

U : Syukur kepada Allah

Lagu Penutup

Hidup ini adalah Kesempatan

Materi Pertemuan Bulan Kitab Suci Nasional 2025

  1. Pengantar BKSN 2025 (Klik Disini)
  2. Pertemuan I: Pembaruan Relasi dengan Diri Sendiri. (Klik Disini)
  3. Pertemuan III: Pembaruan Relasi dengan Keluarga (Klik Disini)
  4. Pertemuan IV: Pembaruan Relasi dengan Allah. (Klik Disini)